REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog keluarga dari Universitas Indonesia, Kasandra Putranto, tidak merekomendasikan orang tua untuk mengizinkan anak-anak menyaksikan konten pornografi. Karena, menyaksikan adegan vulgar akan menumbuhkan sifat adiktif atau kecanduan dan memunculkan rasa ingin tahu untuk mencoba.
''Secara pribadi, saya tidak merekomendasi anak diizinkan untuk menonton konten porno, karena paparan pornografi akan mendorong rasa ingin tahu anak, yang berpotensi menumbuhkan rasa ingin tahu dan ingin mencoba, alias praktik," kata Kasandra pada Antara, Ahad (27/6).
Saat menonton konten pornografi, anak akan mendapatkan kepuasan fisik yang ditandai dengan kehadiran oksitosin pada perempuan dan vasopresin pada laki-laki. Senyawa tersebut memiliki sifat adiktif.
Itu sebabnya, psikolog lulusan Universitas Indonesia itu menganjurkan sebaiknya remaja konsentrasi pada produktivitas daripada terjebak hanya pada konten pornografi. Meski demikian, jika anak kedapatan menonton video porno maka sebaiknya orang tua menggunakan kesempatan itu untuk memberikan konten materi kesehatan reproduksi secara efektif.
"Jangan hanya memarahi anak atau membuatnya malu atau bahkan stress," kata dia.
Edukasi seks lebih tepat disebut pendidikan kesehatan reproduksi, agar anak lebih fokus pada tujuan utama edukasi dan tidak kepada dampak negatifnya. Konten materi mencakup hal yang luas, mulai dari pemahaman norma hukum, agama dan sosial, sampai kesehatan fisik dan mental. Semuanya diberikan bertahap, sesuai kapasitas pemahaman dan pengendalian emosi anak.