REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Pembuat mainan Denmark, Lego telah menghadirkan prototipe balok mainan bangunan yang terbuat dari botol minuman daur ulang. Ini merupakan sebuah proyek eksperimental yang jika berhasil nantinya akan diproduksi secara massal.
Dalam sebuah pernyataan, Rabu (23/6), dilansir dari Japan Today, Kamis (24/6), Lego mengatakan prototipe menggunakan plastik dari botol bekas dari Amerika Serikat (AS). Rata-rata, satu botol berukuran satu liter menyediakan bahan baku yang cukup untuk sepuluh balok Lego dengan dua baris empat stud.
“Kami tahu anak-anak peduli terhadap lingkungan dan ingin kami membuat produk kami lebih berkelanjutan,” kata Tim Brooks, wakil presiden yang bertanggung jawab terhadap lingkungan di grup Lego.
Perusahaan mengatakan pemasok botol disetujui oleh Administrasi Makanan & Obat-obatan AS dan Otoritas Keamanan Makanan Eropa. Botolnya terbuat dari plastik PET atau polietilen tereftalat yang kualitasnya tidak menurun saat didaur ulang.
Prototipe tersebut merupakan hasil dari tiga tahun penelitian di mana ratusan variasi bahan PET dan formulasi plastik lainnya diuji. Bahan itu bisa cocok dengan elemen Lego yang dibuat selama 60 tahun terakhir. Lego mengatakan timnya akan terus melakukan tes selama setidaknya satu tahun dan kemudian menilai apakah akan pindah ke fase produksi percontohan.
Lego didirikan pada 1932 oleh Ole Kirk Kristiansen. Nama tersebut berasal dari dua kata Denmark LEg GOdt, yang berarti “Bermain dengan Baik”.