REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Masyarakat Indonesia kini dihebohkan dengan penyebaran varian corona baru Delta. Apalagi, varian ini memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibanding varian-varian sebelumnya, termasuk varian yang berasal dari Wuhan.
Virolog Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Mohamad Saifudin Hakim meyakini, vaksin yang telah diterima masyarakat masih memberi perlindungan, terutama yang sudah menerima dua dosis. Namun, kita harus bisa menghentikan transmisi dari satu orang ke orang lain.
Ia menerangkan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi angka reproduksi dasar. Pertama, untuk mereduksi orang yang infeksius akan menularkan virus ke orang rentan, bisa dengan mencuci tangan, menjaga jarak dan vaksinasi.
Kemudian, untuk mereduksi jumlah orang yang potensial terinfeksi bisa dilakukan dengan menjaga jarak, cepat mengisolasi orang yang terkonfirmasi, mengkarantina orang-orang yang terpapar walau belum terkonfirmasi, melakukan 3T secara masif.
Sedangkan, untuk mereduksi waktu orang terinfeksi, kita bisa melakukan dengan isolasi, deteksi dini, memberi akses cepat kepada layanan kesehatan. Sehingga, lanjut Saifudin, dia tidak memiliki waktu lama menginfeksi orang-orang sekitar.
"Yang dilakukan pemerintah UK ketika muncul varian Delta menggantikan varian sebelumnya mereka melakukan percepatan vaksinasi, terutama dari orang-orang yang sebelumnya belum prioritas kini dipercepat agar mendapatkan vaksinasi," kata Saifudin, Jumat (18/6).
Hal itu disampaikan saat menjadi narasumber dalam Talkshow Online Republika bertema Varian Delta Merebak, Bagaimana Kita Bersikap. Kegiatan itu digelar berkat kerja sama Republika dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 BNPB.
Ia mengingatkan, tidak ada satu intervensi yang pasti bisa menurunkan, karena itu harus dilakukan kombinasi dari berbagai macam intervensi yang ada. Ada yang tanggung jawab pribadi, ada yang menjadi tanggung jawab bersama dan pemerintah.
"Semua langkah ini harus kita lakukan karena tidak ada satupun langkah mitigasi yang pasti menjadi faktor dominan menurunkan varian Delta," ujar Saifudin.
Untuk itu, ia menekankan, saat ini pemerintah harus bisa menomorsatukan kesehatan dengan cara meningkatkan kapasitas testing PCR. Lalu, harus ada melakukan monitoring varian yang bersirkulasi melalui proses genomic epidemiology.
Kemudian, menjalankan program percepatan vaksinasi, baik dari sisi distribusi maupun pelaksanaannya. Lalu, memonitor efektivitas dari vaksin, terutama dari orang-orang yang selama ini sudah mendapatkan dosis vaksin secara lengkap.
Selain itu, kata Saifudin, kita bisa melakukan local lockdown atau PPKM Mikro. Ia mengingatkan, kalau skala penularan sudah terjadi secara luas di suatu wilayah, adanya PPKM Mikro menjadi tidak efektif karena skalanya sudah meluas.
"Serta, meningkatkan daya kapasitas dari rumah sakit, baik peningkatan ruang ICU, ruang rawat inap dan lain-lain," kata Saifudin.