REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menemukan terapi yang paling efektif sejak dini untuk pasien kanker memiliki dampak signifikan terhadap pencapaian terapi. Kabar baiknya, saat ini ada tes darah baru yang dapat membantu dokter mengetahui efek terapi pada pasien kanker dengan lebih cepat.
Tes darah ini dikenal dengan nama extracellular vesicle monitoring of small-molecule chemical occupancy and protein expression (ExoSCOPE). Tes ExoSCOPE dapat menunjukkan apakah suatu terapi target memberikan efek yang signifikan terhadap pertumbuhan tumor pasien kanker.
Hasil dari tes ini bisa didapatkan dalam kurun waktu 24 jam. Hasil tes ini bisa membantu dokter untuk menentukan apakah terapi target akan diteruskan atau dipertimbangkan ulang untuk pasien kanker.
ExoSCOPE bekerja dengan cara mencari vesikel ekstraseluler (EVs) di dalam darah. Seperti diketahui, sel kanker yang telah terpapar obat akan mengeluarkan EVs dengan jejak obat di dalamnya.
EVs memiliki ukuran setidaknya seratus kali lebih kecil dibandingkan diameter rambut manusia. EVs tak bisa terlihat lewat mikroskop standar. Akan tetapi, peneliti bisa menggunakan sensor spesial yang melibatkan jutaan nanoring emas untuk memperkuat sinyal obat yang dilepaskan oleh EVs.
Metode tes ExoSCOPE memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis terhadap sinyal tersebut dari sampel darah pasien kanker. Sistem ExoSCOPE akan menunjukkan apakah obat yang digunakan dalam terapi telah berhasil mencapai target di dalam tubuh pasien atau tidak.
Selain itu, metode ini juga mampu memantau dinamika obat seiring dengan berjalannya waktu. Misalnya, mengecek apakah terapi yang diberikan kepada pasien dapat bekerja dengan baik atau mendapatkan perlawanan. Dengan begitu, tenaga kesehatan profesional akan mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai terapi pasien dalam waktu yang jauh lebih singkat.
"Metode ini hanya membutuhkan sedikit saja sampel darah untuk analisis dan setiap tes membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk diselesaikan. Jadi cara ini lebih tidak invasif namun lebih informatif," pungkas ahli biofisika dari National University of Singapore (NUS) Shao Huilin, seperti dilansir Science Alert, Jumat (11/6).
Tes ini juga memungkinkan para dokter untuk memantau respons pasien terhadap terapi dengan lebih rutin. Pemantauan yang lebih rutin akan membantu dokter untuk bisa membuat penyesuaian terapi bagi pasien demi mencapai hasil pengobatan yang lebih baik.
Bila menggunakan cara konvensional, efek terapi terhadap pasien kanker biasanya diukur melalui pemeriksaan seperti pencitraan tumor. Cara ini cenderung membutuhkan biaya yang tak sedikit dan memakan waktu cukup lama.
"Untuk metode-metode ini, efektivitas terapi baru bisa ditentukan setelah beberapa pekan," ungkap Huilin.
Berbeda dengan metode konvensional, tes ExoSCOPE dapat secara langsung mengukur hasil dan efek dari penggunaan obat terhadap pasien kanker dalam kurun waktu 24 jam. Karena itu, penggunaan tes ExoSCOPE dinilai dapat menurunkan waktu dan biaya pemantauan terapi kanker secara signifikan.
Uji klinis terhadap ExoSCOPE telah dilakukan dengan melibatkan 106 pasien kanker. ExoSCOPE berhasil mendapatkan skor 95 persen untuk tingkat akurasi dalam menentukan efektivitas obat dibandingkan dengan standar emas pengukuran tumor saat ini. Hasil uji klinis telah dimuat dalam jurnal Nature Nanotechnology.