Kamis 10 Jun 2021 17:40 WIB

Studi: Diet Nabati Dapat Turunkan Risiko Parah Covid-19

Pelaku diet nabati 73 persen lebih kecil kemungkinannya untuk sakit Covid-19 parah.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Studi mengungkap, pelaku diet nabati memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami Covid-19 yang parah.
Foto: Flickr
Studi mengungkap, pelaku diet nabati memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami Covid-19 yang parah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 menuntut orang untuk lebih memerhatikan kesehatan. Memilih asupan termasuk bagian dari upaya menjaga kesehatan sekaligus memelihara kekebalan tubuh.

Saat ini, mengurangi konsumsi daging atau menjadi vegetarian juga sudah menjadi pilihan banyak orang. Para peneliti juga telah mengungkapkan hubungan antara diet dan Covid-19.

Baca Juga

Studi menunjukkan pola makan atau diet nabati memiliki 73 persen lebih kecil kemungkinan untuk sakit Covid-19 parah dibandingkan dengan mereka yang memilih asupan hewani. Sementara itu, pescatarian,yang sumber protein utamanya adalah boga bahari, memiliki risiko 59 persen lebih rendah.

Hal itu terungkap dari studi yang diterbitkan dalam BMJ Nutrition, Prevention & Health. Temuan didasarkan pada kuesioner kepada total 2.884 orang petugas kesehatan dari enam negara Eropa. Sebanyak 568 di antaranya telah mengonfirmasi kasus penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 pada tahun sebelumnya.

 

Di antara kasus-kasus itu, 138 peserta mengaku, menderita gejala sedang hingga berat. Sementara itu, 430 lainnya mengalami efek ringan dari penyakit pernapasan tersebut.

Rincian mengenai kebiasaan makan peserta juga dimasukkan dalam survei yang memiliki 10 kategori diet. Diet itu ialah diet "whole food", diet keto, diet Mediterania, diet Paleolitik, diet rendah lemak, diet rendah karbohidrat, dan diet tinggi protein.

Di samping itu, disertakan pula opsi bagi pelaku pola makan nabati/vegan, pola makan vegetarian, dan pola makan pescatarian yang menghilangkan daging merah dan putih. "Lainnya" juga dijadikan pilihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement