REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bagi anda pecinta masakan padang di Jakarta, tentunya tidak asing dengan nama Kedai Mak Ciak. Berkat cita rasanya, predikat sebagai rumah makan “Masakan Padang Terlezat di Jakarta” segera melekat dalam benak pecinta masakan minang ini. Berdiri sejak tahun 2015, kedai ini telah memiliki 10 cabang yang dibuka 2 Juni lalu.
Di tahap awal, cabang ke-10 yang buka di Menara Mandiri ini buka setiap hari mulai 08.00 hingga 17.00 dan menyediakan tiga menu andalan berupa Soto, Sate, dan Lontong Sayur. Di samping itu, ada pula menu makan pagi seperti Bubur Kampiun, Bubur Kacang Hijau dan Lupis Saus Gula Merah. “Untuk tahap berikutnya kami akan buat menu lebih lengkap, terutama untuk catering. Kami akan mencari customer catering di perkantoran ini,” ujar Felix, salah seorang pemilik Kedai Mak Ciak.
Untuk soal harga makanan yang dijaja, disesuaikan dengan kebijakan harga dari Kadai Mak Ciak Pusat. Harga termurah untuk sepiring nasi plus telur dadar Rp 15.000. Sementara harga tertinggi sekitar Rp 30.000. “Ini patokan harga yang ditetapkan Mak Ciak. Ngak bisa terlalu mahal, paling kalaupun ada beda hanya 2.000 dari Cabang yang lain,” kata Risky Ramadhany, salah seorang pemilik lainnya.
Kedai Mak Ciak dimiliki Emyr Ramadhan yang dibantu tiga rekan milenial lainnya yang ikut berinvestasi di sini. Yakni Felix Natama, Muhammad Hilman dan Risky Ramadhany. Keempat milenial ini mengaku baru sekali ini terjun berbinis food and beverage. “Saya, Emyr dan Hilman telah bersahabat sejak SD. Sejak dulu, kami punya impian bikin usaha bersama. Secara kebetulan dua bulan terakhir, kami sering ketemu Risky, dan terpikirlah menjalin kerja sama dengan Mak Ciak," kata Felix.
Namun, Felix dan rekannya yang berinvestasi secara patungan ini enggan menyebut modal yang telah mereka tanamkan. “Itu sih rahasia!” kata Emyr tergelak. Mereka optimistis, investasi yang dijalankan di tengah masa Pandemi Covid 19 ini, bisa berkah dan membawa sukses.
Sebagai pemilik Jenama dan lisensi Mak Ciak, Afrizal menyebut restorannya terkenal karena rasanya yang otentik. Namun tidak pedas, tidak manis dan selalu disajikan segar setiap hari. Afrizal mengaku, memang kebanyakan menu masakan Padang ada kebiasaan untuk menghangatkan makanan. “Namun prinsip kamu bukan begitu Justru makanan yang dihangatkan akan berubah warna dan rasa,"katanya.
Pihaknya menyiapkan makanan selalu dalam kondisi segar setiap hari. Kalau ada makanan yang tersisa di hari ini, lebih baik diberikan pada panti asuhan.
Ketika disinggung soal kembali modal, Emyr yang berprofesi sebagai pegawai bank menyebut, di tahap awal ini mereka harus bertahan dulu, dan mencari target market. “Kita akan jor joran mempromosikan brand ini. Sebagai milenial, kita excited banget untuk membesarkan nama Mak Ciak,” katanya.