REPUBLIKA.CO.ID, TULSA -- Penyelenggara mengumumkan pembatalan acara musik televisi "Remember & Rise" di Oklahoma. Konser itu awalnya hendak digelar untuk mengenang insiden kekerasan rasial pembantaian ras Tulsa atau Tulsa Race Massacre yang terjadi pada 31 Mei dan 1 Juni 1921.
Konser 2021 bakal jadi momen penting memperingati 100 tahun insiden, namun acara tidak jadi digelar karena "kondisi tak terduga". Sebelumnya, penyelenggara mengumumkan deretan penampil, termasuk musisi John Legend dan politisi Stacey Abrams.
Pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat telah mengindikasikan kekhawatiran bahwa acara tersebut dapat menjadi sasaran "ekstremis supremasi kulit putih". Akan tetapi, belum diketahui apakah itu yang menjadi alasan pembatalan konser.
Pejabat di Komisi Peringatan Seabad Tulsa Race Massacre tidak menyatakan secara gamblang mengapa acara batal digelar. Seharusnya, acara peringatan tersebut disiarkan pada Senin (31/5) sore.
"Karena keadaan yang tidak terduga dengan penampil dan pembicara, komisi telah memutuskan untuk tidak melanjutkan acara. Kami berharap bisa menjadwalkan ulang acara di tahun peringatan ke-100," ujar perwakilan komisi, dikutip dari laman Music-News, Selasa (1/6).
Tulsa Race Massacre dikenang sebagai salah satu insiden kekerasan bermotif rasial terburuk dalam sejarah Amerika Serikat. Saat peristiwa meletus, tempat usaha dan rumah milik warga kulit hitam dibakar di Distrik Greenwood di Tulsa.
Komisi negara bagian mengonfirmasi 39 orang tewas dalam insiden kekerasan itu, tetapi banyak pihak memperkirakan ada 75 hingga 300 korban jiwa, baik warga kulit hitam maupun kulit putih. Ratusan orang mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut.