REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Peneliti dari King’s College London menyebut, risiko tertular virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) pasca mendapat vaksinasi Covid-19 memang tetap ada. Namun demikian, vaksinasi bisa memangkas risiko keparahan penyakit, termasuk kemungkinan dirawat inap hingga dampak kematian.
Tak sampai di sana, vaksinasi juga nyatanya bisa membantu menghentikan penularan. Peneliti di King's College London mengumpulkan data dari ribuan spesimen di Inggris dengan memanfaatkan aplikasi ZOE Covid Symptom Study.
Dari 1,1 juta pengguna aplikasi yang mendapat dosis pertama vaksin Covid-19, hampir 2.400 (0,2 persen) melaporkan tes positif Covid-19. Bahkan, dari setengah juta populasi yang telah mendapat dosis kedua, sekitar 187 orang (0,03 persen) dinyatakan positif beberapa pekan kemudian.
Kendati demikian, warga yang telah mendapatkan suntikan vaksin cenderung tidak melaporkan gejala apa pun dari virus corona. Mereka hampir 70 persen cenderung tak mengembangkan gejala demam dibandingkan dengan orang yang belum divaksinasi.
Mereka yang telah divaksinasi juga 50 persen cenderung tidak mengalami kelelahan seperti gejala umum orang yang positif Covid-19 dan belum divaksinasi. Risiko kehilangan penciuman, menggigil, dan sakit kepala juga terpangkas setidaknya setengahnya.
Orang yang telah mendapatkan vaksinasi lalu terkena Covid-19 dilaporkan tetap mengalami napas pendek, sakit telinga, dan pembengkakan kelenjar. Perbandingan jumlah temuan kasusnya sama antara yang sudah divaksin maupun belum.