Kamis 27 May 2021 17:29 WIB

7 Hal yang Terjadi Jika tak Konsumsi Soda

Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi soda dengan risiko kegemukan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Minuman soda (ilustrasi).
Foto: flickr
Minuman soda (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Soda merupakan jenis minuman yang mudah ditemukan di berbagai situasi, mulai dari rumah makan, minimarket, hingga bioskop. Selain mudah dijangkau, minuman bersoda juga memiliki rasa yang manis nan segar sehingga disukai banyak orang.

Hanya saja, minuman bersoda kerap memiliki kandungan gula yang tinggi. Oleh karena itu, konsumsi minuman bersoda secara berlebihan dapat memberikan dampak kurang baik bagi kesehatan.

Sebaliknya, membatasi atau menghindari konsumsi minuman bergula seperti soda dapat membawa beberapa perubahan positif bagi tubuh. Berikut ini adalah beberapa perubahan tersebut, seperti dilansir di laman Eat This, beberapa waktu lalu:

1. Berat badan turun

 

Penelitian dalam American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi soda dengan risiko kegemukan dan obesitas. Temuan tersebut mengindikasikan bahwa menghindari konsumsi minuman bergula seperti soda dapat membantu menurunkan berat badan.

Tak hanya minuman bersoda biasa, menghindari soda diet juga dapat membantu menurunkan berat badan. Ahli gizi, Trista Best MPH RD LD dari Balance One Supplements mengatakan, pemanis buatan juga berkaitan dengan kenaikan berat badan karena konsumsi minuman berpemanis buatan turut mendorong makan berlebih.

2. Kesehatan usus membaik

Mikrobioma usus yang sehat dapat memberikan dampak positif bagi banyak hal. Salah satu cara untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan adalah dengan memangkas asupan soda.

Ahli gizi, Alicia Galvin RD dari Sovereign Laboratories mengataka, sukralosa merupakan jenis pemanis buatan yang kerap digunakan dalam diet soda. Sukralosa dapat menurunkan bakteri baik di dalam usus seperti lactobacillus dan bifidobacteria. "Soda bergula juga dapat memicu pertumbuhan ragi tertentu dan kurang baik bagi bakteri oportunistik di usus," ujar Alicia.

3. Mengurangi kembung

Konsumsi soda dapat memicu terjadinya keluhan perut kembung dan ketidaknyamanan lain terkait saluran pencernaan. Alasannya, konsumsi minuman berkarbonasi dapat memicu kelebihan gas di saluran pencernaan. Mengurangi asupan soda dapat mencegah terjadinya keluhan-keluhan ini.

4. Kadar gula darah stabil

Lonjakan dan penurunan kadar gula darah dapat menyebabkan munculnya rasa lapar, kelesuan, dan masalah kesehatan lain. Ketika meminum minuman bergula, gula akan dengan cepat diserap masuk ek dalam aliran darah dan dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah serta insulin yang kronis.

"Peningkatan kadar gula darah dan insulin yang kronis ini dapat memicu masalah seperti diabetes, penyakit perlemakan hati non alkoholik, kenaikan berat badan, dan peningkatan kadar kolesterol dan kadar trigliserida," ujar Alicia.

5. Tulang lebih kuat

Menurut sebuah studi mengenai osteoporosis, ahli gizi Diana Gariglio Clelland RD mengatakan, konsumsi cola berkaitan dengan penurunan kepadatan tulang pada perempuan. Selain itu, studi dalam jurnal Nutrients juga menemukan adanya hubungan kuat antara konsumsi minuman bersoda yang tinggi dengan patah tulang.

6. Penurunan risiko diabetes

Mengonsumsi minuman bergula seperti soda secara rutin dapat membuat asupan gula ke dalam tubuh menjadi berlebih. Ketika kadar gula meningkat, pankreas akan terstimulasi untuk melepas insulin dalam jumlah besar dalam satu waktu. Seiring waktu, kondisi ini dapat membuat pankreas kelelahan dan memicu terjadinya resistensi insulin dan kemudian berkembang menjadi diabetes tipe 2. Mengurangi asupan minuman bergula dapat memangkas risiko diabetes.

7. Risiko penyakit jantung lebih rendah

Konsumsi soda berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular menurut sebuah analisis meta di International Journal of Clinical Practice pada 2016. Melalui jurnal tersebut, dijelaskan bahwa asupan minuman bergula yang tinggi turut meningkatkan risiko serangan jantung, sedangkan konsumsi diet soda yang tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko strok.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement