Rabu 26 May 2021 20:10 WIB

Perempuan Inggris Meninggal Usai Disuntik Vaksin AstraZeneca

Kasus strok dan pembekuan darah akibat vaksinasi sangat jarang terjadi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Alat suntik vaksin Covid-19 AstraZeneca. Kasus strok dan pembekuan darah terkait vaksin AstraZeneca rata-rata melanda orang dengan usia yang lebih muda.
Foto:

Para ahli, termasuk dari Rumah Sakit Nasional untuk Neurologi dan Bedah Saraf di University College London (UCL), merinci tiga kasus strok yang diketahui terjadi di Inggris. Wanita Asia yang meninggal, berusia 35 tahun, mengalami sakit kepala intermiten di sisi kanan dan sekitar matanya enam hari setelah divaksinasi.

Lima hari kemudian, dia terbangun dengan perasaan mengantuk dan kelemahan pada wajah, lengan, dan kakinya. Dia menjalani operasi otak untuk mengurangi tekanan di tengkoraknya bersamaan dengan perawatan lain, tetapi nyawanya tidak bisa diselamatkan.

Pasien kedua, seorang wanita kulit putih berusia 37 tahun, menderita sakit kepala, kebingungan, kelemahan di lengan kirinya dan kehilangan penglihatan di sisi kiri 12 hari setelah vaksinasi. Dia menjalani beberapa perawatan dan selamat.

Pasien ketiga, seorang pria Asia berusia 43, dirawat di rumah sakit tiga pekan setelah menerima vaksinasi dengan masalah berbicara dan memahami bahasa.

Dia menerima transfusi trombosit dan plasma ditambah pengobatan lain dan tetap stabil. Dalam semua kasus, pasien mengalami apa yang dikenal sebagai strok iskemik yang disebabkan oleh penyumbatan arteri besar yang memasok darah ke otak. Ini adalah jenis strok yang paling umum, biasanya terjadi pada orang yang berusia di atas 55 tahun

Ketiganya juga memiliki jumlah trombosit yang sangat rendah, menurut laporan dalam Journal of Neurology Neurosurgery & Psychiatry. Gumpalan darah dengan jumlah trombosit yang rendah setelah vaksinasi dinamai trombosis dan trombositopenia yang diinduksi oleh vaksin (VITT).

Kasusnya biasanya terlihat di pembuluh darah yang lebih kecil yang biasanya mengalirkan darah dari otak. Namun, penulis utama laporan tersebut, David Werring, profesor neurologi klinis di UCL, mengatakan, “Studi kami menunjukkan bahwa strok iskemik yang jauh lebih umum, karena trombosis arteri yang menghalangi aliran darah ke bagian otak, mungkin juga menjadi fitur presentasi. dari trombosis yang diinduksi oleh vaksin."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement