Kamis 13 May 2021 07:46 WIB

Hindari Alkohol Cegah Risiko Ini pada Pasien Diabetes

Sudah ada berbagai penelitian tentang kaitan alkohol dan penyakit kardiovaskular

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Christiyaningsih
Memilih Minuman Beralkohol minum bir anggur alkohol (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Memilih Minuman Beralkohol minum bir anggur alkohol (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pengidap diabetes tipe dua kerap berisiko mengalami fibrilasi atrial. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan denyut jantung tidak teratur dan cepat, yang umumnya menyebabkan aliran darah tidak lancar.

Tim riset dari Seoul National University Hospital (SNUH) menemukan metode untuk menurunkan risiko tersebut. Caranya, dengan mengurangi frekuensi minum alkohol atau menghindarinya sama sekali.

Baca Juga

Fibrilasi atrial yang termasuk dalam kelompok aritmia atau gangguan irama jantung saat ini didapati pada 10 persen populasi lansia. Pasien diabetes yang mengalaminya juga bisa terkena strok.

Menurut tim, perbaikan gaya hidup sangat penting untuk mencegahnya. Para peneliti yang dipimpin Profesor Choi Eue-keun dan dokter Choi You-jung melakukan survei terhadap 20.809 dari 175.100 pasien diabetes tipe dua.

Spesifiknya, mereka yang punya kebiasaan minum alkohol rata-rata 20 gram sehari. Seperti diketahui, minum minuman beralkohol merupakan kebiasaan dan budaya lazim di negara tertentu, termasuk Korsel.

Profesor Han Kyung-do dari Soongsil University turut berpartisipasi dalam studi. Selama empat tahun periode riset, dijumpai hasil penurunan risiko fibrilasi atrial pada pasien yang mengurangi konsumsi alkohol.

Tercatat penurunan risiko sebesar 19 persen, dibandingkan pasien yang terus minum alkohol sehari-hari. Paparan hasil dari riset tersebut telah diterbitkan di Diabetes Care edisi April 2021.

Sebelumnya sudah ada berbagai penelitian tentang kaitan alkohol dan penyakit kardiovaskular. Namun, ini adalah studi pertama yang mengaitkan jumlah konsumsi alkohol pada pasien diabetes dan risiko fibrilasi atrial.

"Berdasarkan hasil ini, kami dapat menetapkan dasar ilmiah untuk merekomendasikan koreksi gaya hidup kepada pasien diabetes," kata Profesor Choi, dikutip dari laman Korea Biomed.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement