REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto mengungkapkan pendapatan ekstra seperti THR dapat habis begitu saja apabila tidak ada kontrol dari pribadi masing-masing. Ditambah melonjaknya harga-harga barang saat bulan Ramadhan membuat pengeluaran pun ikut lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.
Alih-alih berhemat, banyak orang malah menjadi lebih boros di bulan Ramadhan. Apa saja pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga itu?
Salah satunya acara buka puasa bersama di kafe dan restoran, belanja parsel untuk dikirim ke teman atau keluarga, membeli baju baru, hingga memberikan angpau ke keluarga atau teman. Pengeluaran seperti itu lazim bahkan sudah menjadi tradisi setiap kali lebaran.
Apabila seseorang tidak pintar mengelola keuangan tentu hal ini akan menyebabkan permasalahan terhadap kondisi keuangannya. Karena itu perlu strategi khusus agar pengeluaran tetap terkontrol.
Eko menyarankan setelah menerima THR, penting untuk membuat skala prioritas setiap pengeluaran. Hal ini sangat penting agar alokasi dana tidak digunakan untuk sesuatu yang bukan porsinya.
Dengan membuat daftar prioritas kebutuhan belanja akan lebih terkontrol dan tidak mudah tergiur barang lain yang bukan menjadi prioritas. Ini juga akan membantu menyesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing, ungkap Eko.
Hal lain yang bisa dipergunakan untuk menghemat pengeluaran adalah dengan memperhatikan harga barang akan dibeli termasuk kemungkinan mendapatkan diskon-diskon yang menguntungkan. Ramadhan menjadi salah satu momen dimana banyak diskon yang diberikan oleh toko atau pedagang.
Menurut Eko, masyarakat bisa memanfaatkan promo dan diskon tersebut untuk belanja kebutuhan. Apalagi diskon saat ini sudah semakin banyak dan mudah diakses, hanya lewat internet atau aplikasi kita bisa mendapatkan diskon.
Ini bisa dimanfaatkan untuk belanja kebutuhan yang banyak namun pengeluaran tetap terkontrol. Diskon ini bisa menjadi solusi berbelanja di tengah kebutuhan yang semakin banyak namun harga juga melonjak.
Namun Eko juga mengingatkan bahwa keberadaan diskon ini bukan memancing untuk berbelanja tetapi seharusnya menjadi solusi ketika harus berbelanja kebutuhan. "Penting untuk diingat bahwa belanja dengan cari diskon, bukan diskon membuat kita belanja," ujar Eko.