REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Periode menstruasi memang terasa tidak nyaman bagi wanita. Namun, bagi sebagian wanita, periode menstruasi tak hanya terasa tidak nyaman saja, tapi juga sangat menyiksa karena rasa nyeri dahsyatnya. Apa penyebabnya? Bagaimana penanganannya?
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre, dr. Moh. Luky Satria Syahbana Marwali, Sp.OG-KFER mengatakan nyeri haid adalah nyeri atau kram di area perut yang dialami pada saat menjelang atau selama haid. Sebagian besar nyeri haid disebabkan oleh otot-otot rahim yang berkontraksi.
"Nyeri haid dikatakan tidak normal apabila nyeri haid bertambah berat kemudian menyebabkan seorang wanita tidak dapat beraktivitas normal, atau nyeri tidak membaik bahkan setelah seorang wanita mengonsumsi obat nyeri," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/4).
Ia mengungkapkan nyeri haid yang tidak normal ini sering disebabkan oleh endometriosis. Endometriosis adalah jaringan yang membentuk lapisan dalam rahim juga tumbuh di luar rahim. Kondisi ini dapat tumbuh pada organ lain di dalam panggul atau perut, dan dapat menyebabkan perdarahan, infeksi, dan nyeri panggul.
"Nyeri endometriosis dapat berupa rasa sakit, kram, perasaan terbakar, yang dapat dirasakan cukup ringan, atau bahkan sangat parah hingga menurunkan kualitas hidup," ujarnya
Banyak wanita yang menganggap remeh nyeri haid ini. Hal itulah yang kemudian menyebabkan penanganan terhadap endometriosis menjadi lebih rumit. Padahal kalau sudah dideteksi dan ditangani sejak awal, endometriosis yang masih kecil dan belum menyebar ke organ lain, tentunya dapat ditangani lebih mudah.
Selain rasa nyeri hebat ketika menstruasi, wanita dengan endometriosis kerap merasakan rasa nyeri saat berhubungan seksual. Meskipun tidak umum, beberapa wanita mungkin mengalami nyeri pula saat buang air kecil, buang air besar, diare, mual, muntah, dan perut kembung.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi biasa menggunakan beberapa modalitas pemeriksaan untuk memastikan diagnosis endometriosis, antara lain pemeriksaan panggul, pemeriksaan ultrasonografi, MRI dan laparoskopi.
Setelah pemeriksaan dilakukan, dokter akan dapat menentukan tahapan endometriosis. Identifikasi tahapan ini penting untuk menentukan penanganan yang tepat.