Senin 19 Apr 2021 13:32 WIB

Studi: Jenis Kopi Tertentu Tingkatkan Lipid pada Darah

Peningkatan lipid terjadi bergantung pada jumlah asupan kopi harian.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Peningkatan lipid terjadi bergantung pada jumlah asupan kopi harian.
Foto: Wikimedia
Peningkatan lipid terjadi bergantung pada jumlah asupan kopi harian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Bagi penikmat kopi, tentu, menyeruput kopi menjadi kegiatan paling nikmat. Sayangnya, kenikmatan itu bisa saja harus berhenti, ketika kita mengetahui satu studi baru yang ditemukan para peneliti di Australia.

Menurut laman Eat This, yang dilansir pada Senin (19/4), sebuah studi baru telah menilai tingkat lipid darah individu, tergantung pada jumlah asupan kopi harian mereka. Ternyata pola konsumsi kopi tertentu, dan pesanan kopi tertentu, memiliki konsekuensi kardiovaskular yang mungkin membuat Anda ingin memeriksa cara kita meminumnya.

Baca Juga

Para peneliti menyajikan wawasan baru yang penting tentang bagaimana kopi mempengaruhi peluang kita untuk terkena penyakit jantung. Studi ini dipimpin oleh peneliti nutrisi dan kesehatan epidemiologi dan direktur Pusat Kesehatan Presisi Australia di Universitas Australia Selatan, Elina Hyppönen, Ph.D., dan rekannya Ang Zhou, Ph.D.

Penelitian mereka itu telah diterbitkan dalam jurnal Clinical Nutrition. Itu juga merupakan studi genetik pertama dari jenisnya.

Kedua ilmuwan itu melihat hubungan genetik antara asupan kopi dan kolesterol dan lemak dalam darah, menggunakan data dari hampir 363.000 peserta. Mereka menemukan, kebiasaan mengkonsumsi kopi berkontribusi pada profil lipid yang merugikan, yaitu, kadar lemak yang lebih tinggi dalam darah.

Selain itu, kebiasaan mengkonsumsi kopi juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung seseorang. Namun, ada beberapa kopi tertentu dan jumlah kopi yang membuat individu paling berisiko.

Para peneliti menjelaskan biji kopi mengandung cafestol, yang merupakan senyawa peningkat kolesterol yang sangat ampuh. Cafestol ditemukan di beberapa minuman kopi paling populer saat ini.

Menurut mereka, cafestol hadir dalam minuman tanpa filter seperti kopi Prancis, kopi Turki, dan Yunani, bahkan menempel perkolator dan moka pot Italia. Tentu, ini menjadi kabar tidak menyenangkan bagi sebagian peminum kopi yang semakin bereksperimen dengan minuman kopinya sejak dimulainya pandemi, yang kemudian menjadi tren besar.

Sayangnya, para peneliti memberi tahu, cafestol juga ada dalam minuman espresso, termasuk cappucino yang tak lekang oleh waktu. Cafestol juga terdapat pada espresso kocok susu oat gula merah yang terus laris di Starbucks. Para peneliti juga mengangguk pada kopi instan, yaitu jenis kopi yang disaring.

Sementara penelitian ini membuka mata kita terhadap beberapa peringatan tentang kopi. Para peneliti juga menemukan bahwa ada jumlah kopi tertentu yang menempatkan individu pada bahaya terbesar penyakit jantung.

"Enam cangkir atau lebih sehari dapat meningkatkan jumlahnya lipid (lemak) dalam darah Anda untuk secara signifikan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (CVD). Jadi jika Anda sedang meminum kopi keenam, mungkin sudah waktunya untuk berhenti. Dalam studi terbaru (dan menarik) lainnya, Hypönnen dan timnya menemukan bahwa biologi kita membantu kita merasakan seberapa banyak kafein yang aman untuk tubuh kita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement