Kamis 15 Apr 2021 18:43 WIB

Mempersiapkan Dana Darurat Agar Keuangan Selamat

Dana darurat dapat ditempatkan di instrumen tabungan, reksa dana, tunai, atau emas.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Friska Yolandha
Untuk menekan kebiasaan konsumtif, diperlukan keseriusan untuk mulai mencatat keuangan sebagai pengendali arus kas keluar dan masuk. Selain itu, mempersiapkan dana darurat juga penting dilakukan untuk menghindari risiko berutang atau menyalahgunakan dana lain.
Foto: www.freepik.com
Untuk menekan kebiasaan konsumtif, diperlukan keseriusan untuk mulai mencatat keuangan sebagai pengendali arus kas keluar dan masuk. Selain itu, mempersiapkan dana darurat juga penting dilakukan untuk menghindari risiko berutang atau menyalahgunakan dana lain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menekan kebiasaan konsumtif, diperlukan keseriusan untuk mulai mencatat keuangan sebagai pengendali arus kas keluar dan masuk. Selain itu, mempersiapkan dana darurat juga penting dilakukan untuk menghindari risiko berutang atau menyalahgunakan dana lain.  

Dana darurat merupakan dana yang sengaja disiapkan untuk menghadapi berbagai kondisi yang tak terduga atau darurat, seperti kecelakaan, PHK, musibah dan lainnya. Dana darurat berbeda dengan dana tabungan ataupun investasi, karena bersifat fleksibel dan memiliki likuiditas tinggi. 

Baca Juga

Jika berbicara mengenai besaran dana darurat yang perlu disiapkan, Rizqi Syam, Financial Planner Finansialku.com menjelaskan bahwa dana darurat akan berbeda persentasenya, sesuai status, pekerjaan dan jumlah tanggungan yang dimiliki.

“Untuk mereka yang masih single, minimum 6 kali biaya hidup (living cost), kalau yang sudah menikah itu 9 kali, dan sudah punya anak, minimal 12 kali,” jelas Rizqi kepada Republika.co.id. 

“Tapi ini kembali lagi ke background pekerjaan masing-masing, jika mereka bekerja di pekerjaan yang tidak tetap, freelancer atau pekerja musiman, maka dana darurat yang perlu dikumpulkan harus lebih banyak,” sambungnya.

Pengalokasian dana darurat juga bisa divariasikan menjadi beberapa macam, seperti tabungan, reksa dana, tunai, hingga emas. Jika ingin memasukkan dana darurat dalam instrumen reksadana, disarankan agar memilih jenis reksa dana pasar uang, tingkat risiko lebih minim dibanding jenis reksa dana lain, karena cocok untuk penyimpanan jangka pendek hingga menengah. 

Adapun jika ingin mengalokasikannya di dalam tabungan, pastikan rekening tabungannya berbeda dari rekening kebutuhan sehari-hari (living cost) dan tabungan lain. Rekening dana darurat juga disarankan tidak dilengkapi dengan mobile banking, agar dana tetap ditujukan untuk situasi darurat, bukan untuk diskon darurat, kata Rizqi.

“Pembagian rekening ini difungsikan agar kita bisa memantau track record arus keuangan kita, sehingga lebih mudah ketika melakukan pencatatan atau auditing,” sambungnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement