REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian SARS-CoV-2 Afrika Selatan yang dikenal sebagai B.1.351 tampak memiliki kemampuan untuk menembus perlindungan vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech. Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti Israel dari Tel Aviv University dalam sebuah studi terbaru.
Studi yang dirilis pada Sabtu ini melakukan perbandingan terhadap hampir 400 orang pernah terkena Covid-19. Sebagian pasien dalam studi ini telah menerima satu atau dua dosis vaksin Covid-19 dan sebagian lainnya belum divaksinasi.
Varian B.1.351 ditemukan pada sekitar 1 persen kasus dari seluruh kasus Covid-19 yang diteliti dalam studi. Peneliti mendapati bahwa kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian B.1.351 lebih banyak ditemukan pada kelompok yang telah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech.
Temuan ini menunjukkan bahwa efektivitas perlindungan vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech terhadap varian SARS-CoV-2 Afrika Selatan lebih rendah dibandingkan virus corona original dan varian perama yang ditemukan di Inggris.
"Ini menunjukkan bahwa varian Afrika Selatan mampu, dalam batas tertentu, menembus perlindungan vaksin (Pfizer/BioNTech) tersebut," ujar peneliti Adi Stern dari Tel Aviv University, seperti dilansir Reuters, Rabu (14/4).
Akan tetapi, tim peneliti juga menekankan bahwa jumlah kasus Covid-19 dari varian Afrika Selatan dalam studi ini sangat terbatas. Alasannya, kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian B.1.351 cukup jarang ditemukan di Israel.
Baca juga : Adakah Efek Samping Vaksinasi Covid-19 Saat Puasa Ramadhan?
Peneliti juga mengungkapkan bahwa studi ini tidak ditujukan untuk menarik kesimpulan terkait efektivitas vaksin tersebut secara keseluruhan terhadap semua varian SARS-CoV-2. Alasannya, studi ini hanya melibatkan orang-orang yang sudah pernah terkena Covid-19, bukan tingkat infeksi keseluruhan.
Pihak Pfizer menolak memberikan komentar terkait temuan baru ini. Pada 1 April, Pfizer dan BioNTech mengungkapkan bahwa vaksin mereka memiliki efektivitas 91 persen dalam mencegah Covid-19. Kesimpulan ini diambil berdasarkan data uji klinis terbaru.
Pihak mereka juga saat ini sedang menguji pemberian dosis ketiga vaksin sebagai booster. Pfizer dan BioNTech menyatakan bahwa pihak mereka dapat secara khusus memodifikasi vaksin untuk mengatasi varian-varian baru bila dibutuhkan.
Beberapa studi sebelumnya juga mengindikasikan bahwa kemampuan vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech dalam melawan varian B.1.352 lebih rendah bila dibandingkan melawan varian SARS-CoV-2 lain.
Terlepas dari kemampuan varian B.1.352 menembus perindungan vaksin, Stern mengatakan saat ini kasus Covid-19 akibat varian B.1.352 tidak menyebar luas di tengah populasi Israel. Stern menilai penyebaran varian SARS-CoV-19 Inggris yang mendominasi di Israel turut menghalami penyebaran varian Afrika Selatan.
Saat ini hampir 53 persen populasi Israel telah menerima dua dosis vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech. Israel juga telah kembali kepada rutinitas setelah kasus, tingkat infeksi, jumlah Covid-19 bergejala berat, dan rawat inap mengalami penurnan besar.