REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- AstraZeneca telah mengeluarkan data uji klinis tahap tiga yang telah diperbarui mengenai vaksin Covid-19 miliknya. Dalam data terbaru ini, tingkat efikasi vaksin Covid-19 AstraZeneca tampak lebih rendah dibandingkan sebelumnya.
Tingkat efikasi vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk kasus Covid-19 bergejala menurut rilis yang diterbitkan pada Senin lalu adalah 79 persen. Namun pada laporan terbaru, diungkapkan bahwa efikasi vaksin ini untuk memberikan perlindungan terhadap kasus Covid-19 bergejala adalah 76 persen.
Akan tetapi, tingkat efikasi vaksin ini dalam melindungi penerimanya dari kasus Covid-19 bergejala berat dan risiko rawat-inap di rumah sakit tetap sama. Baik dalam data awal dan data terbaru, efikasi vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk memberikan perlindungan terhadap Covid-19 bergejala berat dan perawatan di rumah sakit adalah 100 persen.
Laporan terbaru ini juga mengungkapkan bahwa efikasi vaksin Covid-19 AstraZeneca terhadap pasien berusia 65 tahun atau lebih mengalami peningkatan. Sebelumnya, efikasi vaksin Covid-19 AstraZeneca pada kelompok usia tersebut sebesar 80 persen dan dalam laporan terbaru menjadi 85 persen.
Sebelumnya, otoritas kesehatan Amerika Serikat memberikan kritik kepada AstraZeneca. Mereka mengklaim bahwa pihak AstraZeneca hanya menggunakan data yang dapat membuat hasil tampak lebih baik.
Kala itu, AstraZeneca mengungkapkan bahwa pada hasil pada laporan pertama dibuat berdasarkan analsis sementara yang telah ditentukan sebelumnya. Mereka menekankan bahwa mereka akan melaporkan hasil terbaru yang kemudian telah dirilis pada Rabu kemarin.
Kepala penasihat medis Gedung Putih Dr Anthony Fauci menyayangkan situasi ini. Alasannya, situasi ini dapat memunculkan keraguan terhadap vaksin Covid-19 AstraZeneca dan memicu keengganan masyarakat terhadap vaksinasi. Padahal, vaksin Covid-19 AstraZeneca kemungkinan besar merpakan vaksin yang sangat bagus.
"Ini sebenarnya sesuatu yang Anda sebut sebagai kesalahan (yang dibuat) sendiri karena faktanya vaksin ini kemungkinan besar merpakan vaksin yang sangat baik," papar Dr Fauci, seperti dilansir CNBC, Ahad (28/3).
Pada laporan terbaru ini, AstraZeneca menggunakan data dari 190 kasus bergejala dengan total lebih dari 32 ribu partisipan. Pada laporan sebelumnya, jumlah kasus bergejala yang digunakan lebih rendah sekitar 50 kasus.
Sebelumnya, vaksin Covid-19 AstraZeneca juga memunculkan kontroversi beberapa pekan ke belakang karena adanya laporan kejadian pembentukan trombosis setelah pasien divaksinasi. Padahal, penggunaan vaksinasi tersebut telah disetujui dan sudah digunakan oleh belasan negara di dunia. Beberapa negara Eropa telah menunda dan kemudian kembali menggunakan vaksin Covid-19 setelah ulasan independen mengonfirmasi keamanan vaksin Covid-19 AstraZeneca.