Selasa 23 Mar 2021 20:56 WIB

Studi: Tubuh Manusia Punya 42 Bahan Kimia Misterius

Studi terbaru dari UC San Fransisco temukan 42 bahan kimia di tubuh manusia.

Rep: Puti Almas/ Red: Nora Azizah
Studi terbaru dari UC San Fransisco temukan 42 bahan kimia di tubuh manusia.
Foto: Pixabay
Studi terbaru dari UC San Fransisco temukan 42 bahan kimia di tubuh manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tubuh manusia mengandung banyak bahan kimia, yang tercatat mencapai 109 jenis. Namun, sebanyak 55 diantaranya disebut belum pernah diketahui secara jelas dan dilaporkan.

Sebuah studi terbaru yang dilakukan UC San Francisco menunjukkan ada 42 bahan kimia misterius yang berasal dari sumber lingkungan tidak diketahui. Penelitian mengungkap diantaranya adalah bahan kimia yang ditemukan di tubuh perempuan hamil.

Baca Juga

Menurut para peneliti, bahan kimia tersebut kemungkinan telah berada di sana untuk sementara waktu. Namun, spektrometri resolusi tinggi mengungkapkan secara lebih rinci.

Dilansir Popular Mechanics, Selasa (23/3), untuk menguji bahan kimia, para peneliti mengandalkan sampel standar murni yang dibuat, namun tidak selalu mudah didapatkan. Spektrometri massa adalah semburan cahaya yang menyinari sampel dan pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan partikel dalam sampel.

Sebagai contoh, gambar prisma klasik di sampul sisi gelap Bulan Pink Floyd, tempat seberkas cahaya putih memecah spektrum pelangi di sisi lain. Setiap unsur dan senyawa kimia memiliki tampilan khas yang dapat dilihat oleh para ilmuwan.

Seiring kemajuan teknologi, resolusinya semakin tinggi, memungkinkan tanda tangan yang lebih detail dan agak berbeda untuk diidentifikasi. Dari total 60 sampel dalam penelitian, terdiri dari 30 dari perempuan hamil dan 30 dari tali pusar mereka, spektrometer massa resolusi tinggi memilih 662 tanda tangan kimia saat meledakkan ion positif dan 788 saat meledakkan ion negatif.

Dari sana, para ilmuwan menggabungkan seperti sampel dan mulai memilah 109 temuan unik terakhir mereka. Para peneliti mempelajari sampel orang hamil secara khusus karena kehamilan adalah masa kritis perkembangan untuk risiko kesehatan di masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement