REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melakoni aktivitas fisik secara rutin disinyalir efektif mencegah seseorang mengidap diabetes tipe dua, terutama yang tinggal di kawasan tinggi polusi. Para peneliti mengungkap itu lewat studi yang telah dipublikasikan pada jurnal Diabetologia.
Studi diklaim yang pertama mendalami kombinasi efek aktivitas fisik sekaligus paparan polusi. Penggagasnya adalah ilmuwan dari Fakultas Kedokteran di Chinese University, Hong Kong, serta Institut Ilmu Penilaian Risiko di Utrecht University, Belanda.
Menurut studi, polusi udara merupakan faktor risiko baru terhadap perkembangan diabetes tipe dua. Temuan itu krusial mengingat 91 persen populasi dunia bermukim di area yang kualitas udaranya tidak memenuhi standar pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tim peneliti menganalisis data dari 156.314 orang dewasa. Paparan populasi di tempat tinggal mereka dideteksi selama dua tahun menggunakan model berbasis satelit. Informasi tentang aktivitas fisik dan berbagai variabel lain dikumpulkan lewat kuesioner.
Peserta yang melakukan aktivitas fisik sedang (31 persen) dan rendah (56 persen) lebih berisiko mengidap diabetes dibanding peserta dengan aktivitas fisik yang tinggi. Partisipan dengan paparan polusi sedang dan tinggi juga cenderung berisiko.
Sementara, partisipan yang rutin melakukan aktivitas fisik intensitas tinggi namun terpapar polusi rendah memiliki risiko 64 persen lebih rendah terkena diabetes tipe dua. Itu jika dibandingkan dengan yang tidak aktif secara fisik dan terpapar polusi tinggi.
Lebih lanjut, para peneliti menekankan bahwa manfaat dari kebiasaan aktivitas fisik pada pengidap diabetes tipe dua tetap stabil meski dengan tingkat keterpaparan polusi berbeda. Analisis tambahan menunjukkan risikonya lebih menonjol untuk tingkat polusi tinggi.
Alasannya, polusi dapat menyebabkan peradangan di seluruh tubuh, termasuk di paru-paru, pembuluh darah, dan sistem saraf pusat. Itu menjelaskan mengapa efek aktivitas fisik pada risiko diabetes serupa bahkan pada tingkat polusi yang berbeda.
"Studi kami menunjukkan bahwa kebiasaan aktivitas fisik adalah strategi yang aman untuk pencegahan diabetes bagi orang yang tinggal di daerah yang udaranya relatif tercemar. Kami juga menyerukan pentingnya mitigasi polusi udara," ujar peneliti, dikutip dari laman EurekaAlert.