Untuk mengetahui ada tidaknya ovulasi, bisa dengan beberapa metode:
Pencatatan siklus menstruasi
1. Siklus haid antara 25 – 35 hari, biasanya terjadi ovulasi.
2. Apabila jika disertai gejala moliminal yaitu:
- Adanya cairan lendir yang berwarna putih transparan sebelum ovulasi.
- Ada keluhan sebelum menstruasi seperti nyeri haid ringan-sedang, nyeri payudara, perubahan mood dan nafsu makan.
Monitor suhu basal wanita
1. Suhu basal adalah suhu tubuh saat bangun di pagi hari sebelum melakukan aktifitas apapun.
2. Sesudah ovulasi, terjadi peningkatan suhu tubuh ± menjadi 37֯ celcius.
Pengecekan kadar hormon progesteron.
1. Kadar hormon progesteron pada darah sebesar 6 – 25ng/ml pada ± 7 hari sebelum haid berikutnya, merupakan indikasi terjadinya ovulasi.
Lonjakan kadar LH dengan LH kit
1. Ovulasi terjadi 36 jam setelah adanya lonjakan kadar LH yang bisa di ketahui dengan LH kit.
Pemeriksaan USG transvaginal Serial
1. Pemeriksaan USG transvaginal serial dapat mengukur diameter folikel Indung telur yang matang (± 20 – 25 mm) sebelum pecah,
2. Jika terjadi ovulasi, maka pada pemeriksaan USG serial 1 minggu kemudian, didapatkan folikel yang matang sudah pecah dan menjadi kolaps.