REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Basis Radiohead Colin Greenwood mendesak agar Inggris tidak keluar dari Uni Eropa. Aksi yang disebut Brexit itu dinilai berpotensi menghancurkan industri musik di Inggris.
Karenanya ia mendesak pemerintah Inggris untuk menegosiasikan ulang ketentuan untuk tur di Eropa. Hal tersebut ia sampaikan lewat tulisan kritis yang dimuat di The Guardian.
“Seperti The Beatles yang berkembang di Hamburg. Eropa sangat krusial untuk pertumbuhan kami sebagai sebuah band. Ini memungkinkan kami untuk terlepas dari akar kami di Inggris dan menjangkau pendengar di mana saja," kata Greenwood.
Menurut dia, Brexit juga bakal mempersulit para musisi Inggris untuk bermain di Eropa. Alat-alat musik impor dari Eropa juga bakal melambung, sehingga memberatkan para musisi.
“Sebuah gitar seharga 10 ribu poundsterling akan membutuhkan carnet yang harganya sekitar 650 poundsterling, ditambah PPN. Biaya perjalanan dan akomodasi sudah tinggi. Ini akan membuat pengeluaran tur membengkak, apalagi untuk orkestra tur," tegas Greenwood seperti dilansir dari Independent pada Senin (8/2).
Sebagai musisi senior, Greenwood mengakui biaya itu tidak akan terlalu membebaninya. Namun bagi banyak musisi Inggris yang belum mapan, tentu tambahan biaya tersebut sangat memberatkan.
"Saya khawatir tentang pemain cello solo yang akan bermain di Berlin dengan beberapa ratus euro, lalu dia melihat carnetnya akan lebih mahal daripada biayanya," jelas Greenwood.
"Bagaimana dengan pemain biola muda dari Wina yang bercita-cita belajar di salah satu sekolah musik Inggris yang bergengsi, dan sekarang merasa putus asa untuk berurusan dengan keahlian khusus Brexit? Ini adalah tragedi mimpi yang tertunda," tambah dia.
Bulan lalu, rekan band Greenwood, Thom Yorke dan musisi lainnya mengungkap kemarahannya kepada pemerintah Inggris yang menolak tawaran dari Uni Eropa untuk membebaskan visa tur bagi musisi Inggris.