“Tagar dan komentar di media sosial, terutama ketika digunakan oleh selebriti dan tokoh lainnya, tidaklah akurat dan tidak bertanggung jawab," demikian pernyataan Kemenlu India seperti dilansir dari BBC, Rabu (3/2).
Aksi protes para petani telah menjadi berita utama global sejak pekan lalu. Petani India telah melancarkan protes sejak tiga pekan lalu. Unjuk rasa berakhir dengan bentrokan dan kekerasan yang menewaskan seorang pengunjuk rasa dan puluhan polisi terluka.
Kelompok petani dan pemimpin serikat pekerja mengutuk tindakan kekerasan tersebut, dan mengancam tidak akan menghentikan aksi. Undang-undang yang disahkan pada September 2020 ini melonggarkan aturan seputar penjualan, penetapan harga, dan penyimpanan hasil pertanian yang telah melindungi petani India dari pasar bebas selama beberapa dekade.
Para petani khawatir undang-undang baru akan mengancam konsesi yang telah berumur puluhan tahun - seperti harga yang terjamin - dan melemahkan daya tawar mereka, membuat mereka rentan terhadap eksploitasi oleh perusahaan swasta. Pemerintah telah menawarkan menangguhkan reformasi UU selama 18 bulan, tetapi serikat petani mendesak undang-undang tersebut dihapuskan.
We stand in solidarity with the #FarmersProtest in India.
— Greta Thunberg (@GretaThunberg) February 2, 2021
Sumber: https://www.bbc.com/news/world-asia-india-55914858