Ahad 31 Jan 2021 19:01 WIB

Yakin Gizi Anak Cukup? Jangan Lupa Ukur Status Gizi Berkala

Efek pemenuhan gizi di awal kehidupan akan berdampak bagus, baik pada otak dan fisik.

Rep: Santi Sopia/ Red: Dwi Murdaningsih
Makanan menarik, sehat dan bergizi untuk anak (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Makanan menarik, sehat dan bergizi untuk anak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pertumbuhan anak bersifat tidak bisa kembali maupun diperbaiki. Jika sudah terjadi kerusakan, maka tidak bisa diperbaiki.

Jadi, sebagai orang tua, sudah sepatutnya mengetahui, memahami, bagaimana mengusahakan anak memperoleh proses tumbuh kembang yang baik. Salah satunya dengan mengukur status gizi.

Baca Juga

Ahli Gizi Ibu dan Anak Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH,mengatakan hal ini penting supaya orang tua memonitor pertumbuhan anak.  “Orang tua melihat normal saja tapi kalau di kartu anak misalnya tidak sesuai kurva (buku KMS),” kata Fika pada Forum Ngobras bersama Danone dalam ragka Hari Gizi Nasional, belum lama ini.

Efek pemenuhan gizi di awal kehidupan akan berdampak bagus, baik pada otak maupun fisik. Dalam jangka pendek maupun panjang, anak bisa pandai, cerdas dalam pendidikan, akan punya kognitif yang baik.

“Pendidikannya juga terjamin bisa mencapai S1, S2, S3 dengan baik. Juga akan menengaruhi imunitas dan kapasitasnya. Memengaruhi bagaimana perkembagan penyakit degeneratif juga saat dewasa atau lansia,” tambah Fika.

Sayangnya, banyak anak yang belum mendapatkan pemenuhan gizi optimal, seperti halnya kekurangan zat besi. Penyebab kekurangan zat besi paling banyak disebabkan oleh pola makan tidak seimbang dan adanya gangguan proses penyerapan zat besi.

Kekurangan mikronutrien memang sering disebut sebagai 'kelaparan tersembunyi' karena dampaknya tidak akan langsung terlihat, namun berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu.

Mikronutrien ini berfungsi untuk mengantarkan oksigen ke paru-paru untuk digunakan ke bagian tubuh lainnya. “Maka dari itu, orang tua perlu memperhatikan konsumsi zat besi maupun mikronutrien lainnya yang dibutuhkan untuk membantu penyerapan zat besi yang optimal seperti Vitamin C,” kata Fikawati.

Ketika anak sudah berusia satu tahun ke atas dan bisa mengonsumsi makanan rumah, orang tua perlu memastikan konsumsi makanan yang mengandung zat besi secara teratur. Zat besi bisa ditemukan pada daging sapi dan ayam, hati, telur, kacang-kacangan, ikan, dan sayuran. Tidak hanya itu, orang tua juga perlu memastikan konsumsi makanan sumber vitamin C untuk mendukung penyerapan zat besi. Kombinasi zat besi dengan vitamin C juga dapat ditemukan pada makanan dan minuman terfortifikasi zat besi dan vitamin C seperti susu pertumbuhan untuk anak di atas satu tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement