REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara dan penulis skenario Ernest Prakasa menjelaskan, produksi karya audio visual di masa pandemi Covid-19 ribet dan mahal. Banyak biaya yang harus dikeluarkan demi menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi para kru dan pemain.
“Syuting di tengah pandemi merepotkan, beberapa kali ada jeda jadi proses molor dan panjang,” kata Ernest dalam acara konferensi pers virtual Imperfect The Series, disimak di Jakarta, Rabu (13/1).
Ernest yang duduk di kursi produser kreatif dan penulis skenario di proyek itu cukup kerepotan memastikan kru dan pemain bisa bekerja dengan nyaman. Menurut dia, salah satu kunci utama menciptakan ruang yang nyaman adalah kerja sama tim yang solid.
Pun dalam urusan protokol kesehatan, Ernest beruntung karena rumah produksi Starvision Plus menyediakan anggaran untuk tes usap rutin kepada pemain dan kru seminggu sekali. Saat itu, tes cepat antigen belum umum, sehingga pilihannya hanya tes cepat antibodi atau tes usap PCR, yang harganya sekitar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.