Rabu 06 Jan 2021 15:20 WIB

Seafood Mengandung Mikroplastik, Masih Aman Dimakan?

Kerang dan tiram di Asia mengandung mikroplastik tertinggi di dunia.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Hewan laut memiliki kemungkinan terbesar terpapar mikroplastik akibat sampah plastik yang dibuang sembarangan.
Foto:

Moluska mengandung mikroplastik paling banyak di antara makanan laut. Sebagai ‘pengumpan bawah’, moluska menjadikan sistem penyaringan alami lautan dan karenanya rentan terhadap jenis kontaminasi ini.

 

Mereka mungkin juga menjadi pemasok serpihan plastik dalam dosis yang lebih besar karena orang memakannya secara utuh. Lain halnya dengan ikan, di mana insang dan saluran pencernaannya mengandung mikroplastik, tetapi dagingnya tidak.

 

Sebuah kelompok perdagangan industri, National Fisheries Institute, menyebut bahwa mikroplastik dalam makanan laut sebagai topik yang menarik dan penting untuk diteliti. Tetapi mereka menekankan bahwa tidak ada bukti ilmiah itu bisa membahayakan kesehatan manusia.

 

“Pedoman Diet 2020-2025 untuk orang Amerika merekomendasikan masyarakat mengonsumsi makanan laut dua hingga tiga kali per pekan,” kata juru bicara Gavin Gibbons.

 

Fakta sederhananya, menurut Gibbons, makanan laut adalah protein hewani paling sehat di planet ini. Ia mengingatkan, tidak menyantap makanan laut akan menyebabkan kerusakan yang lebih besar daripada potensi risiko yang terkait dengan paparan mikroplastik.

 

"Manusia menelan lebih banyak mikroplastik dari pernapasan daripada makan makanan laut, dan tidak ada ahli kesehatan yang menyarankan orang bernapas lebih sedikit daripada yang mereka lakukan sekarang," ujarnya.

 

Temuan ini menjadi alasan bagi peneliti serta pembuat kebijakan dan industri untuk lebih mem erhatikan kontaminan yang muncul ini. Dalam jangka pendek, proses depurasi (dimana moluska ditempatkan di air laut yang mengalir untuk mengeluarkan kontaminan secara bertahap) bisa efektif.

 

“Dalam jangka panjang, pengelolaan limbah yang efektif pada akhirnya dapat mengurangi kandungan mikroplastik di lingkungan dan juga makanan laut,” kata Danopoulos.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement