REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ilmuwan Rusia yang terlibat dalam pengembangan vaksin Sputnik V mengingatkan masyarakat untuk tidak mendapatkan vaksinasi saat berada di bawah pengaruh alkohol. Kepala Pusat Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya di Moskow, Dr Alexander Gintsburg, mengatakan hal tersebut kepada New Scientist.
"Kami sangat menyarankan masyarakat untuk menahan diri dari alkohol selama tiga hari setelah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19," kata Gintsburg, seperti dilansir laman The Sun.
Pejabat di Rusia telah meminta warganya untuk menghentikan minuman keras jika mereka ingin disuntik vaksin. Rusia adalah salah satu negara pertama yang mengumumkan vaksin, yang dinamai berdasarkan satelit Uni Soviet yang menjadi benda buatan manusia pertama di luar angkasa.
Kabar diumumkan sebelum memulai uji klinis terakhir dan tetap tidak bersertifikat. Sementara itu, dalam pengujian tahap ketiga, mereka melibatkan sekitar 40 ribu sukarelawan.
Vaksin Sputnik V membutuhkan waktu 42 hari untuk menjadi efektif. Selama waktu itu orang harus berhenti minum, menurut Wakil Perdana Menteri Rusia Tatiana Golikova.
Kepala Layanan Federal Rusia untuk Pengawasan tentang Perlindungan Hak Konsumen dan Kesejahteraan Manusia, Dr Anna Popova, yang membantu mengoordinasikan tanggapan Rusia terhadap Covid-19, menyarankan untuk berhenti minum-minum selama dua pekan sebelum suntikan pertama dan selama tiga pekan setelah yang suntikan kedua.