Sabtu 12 Dec 2020 00:50 WIB

WHO Ungkap 100 Alasan Berhenti Merokok

Ada banyak alasan yang seharusnya menggugah orang untuk berhenti merokok.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Selain menjalani terapi, tekad yang kuat dibutuhkan untuk bisa berhenti merokok.
Foto: Prayogi/Republika
Selain menjalani terapi, tekad yang kuat dibutuhkan untuk bisa berhenti merokok.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis sebuah publikasi berjudul "Lebih dari 100 Alasan untuk Berhenti Merokok" untuk menandai kampanye global selama setahun untuk Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021. WHO mendukung penuh 'Komitmen untuk Berhenti' terhadap rokok.

Dalam artikelnya, WHO menyebut, jutaan perokok berkeinginan untuk berhenti merokok begitu bukti penelitian yang dirilis tahun ini menyebut bahwa perokok lebih mungkin mengalami Covid-19 parah dibandingkan dengan yang tidak merokok. Di lain sisi, WHO memahami bahwa ada tantangan yang dihadapi orang yang ingin terbebas dari kecanduan rokok. 

Baca Juga

"Berhenti (merokok) bisa menjadi tantangan, terutama dengan tekanan sosial dan ekonomi yang bertambah akibat pandemi, tetapi ada banyak alasan untuk berhenti," kata WHO dalam publikasi tersebut, dilansir dari Indian Express pada Jumat (11/12).

Memengaruhi penampilan

Di antara alasan berenti merokok, WHO menyebut tembakau memengaruhi penampilan. WHO menyoroti bagaimana tembakau menyebabkan gigi menguning dan menciptakan plak gigi serta bau mulut.

Merokok juga membuat kulit "keriput" dengan menghilangkan protein yang memberikan elastisitas kulit, menghabiskan vitamin A, dan membatasi aliran darah. Merokok tembakau juga meningkatkan risiko terkena psoriasis, kondisi kulit inflamasi tidak menular yang membuat gatal, bercak merah mengalir ke seluruh tubuh.

Mengancam kesehatan keluarga

Selain itu, merokok ikut mengancam kesehatan keluarga dan teman. Perokok pasif berdampak negatif pada kesehatan.

WHO menyebutkan lebih dari satu juta orang meninggal setiap tahun karena terpapar asap rokok orang lain. Perokok pasif dapat meningkatkan risiko perkembangan infeksi tuberkulosis menjadi penyakit aktif.

Pengaruhi kesehatan anak

Merokok saat masih kanak-kanak dapat menurunkan fungsi paru-paru. Kondisi ini terus memengaruhi mereka dalam bentuk gangguan pernapasan kronis di masa dewasa. Anak-anak yang terpapar asap rokok orang lain juga berisiko terkena asma akibat peradangan saluran udara yang menuju ke paru-paru.

"Anak-anak di bawah usia dua tahun yang terpapar asap rokok orang lain di rumah bisa terkena infeksi telinga bagian tengah yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan ketulian," lanjut WHO.  

Gangguan kesuburan

Patut diingat pula merokok mengurangi kesuburan. Penelitian telah menunjukkan bagaimana merokok dapat memengaruhi kesuburan pria dan wanita. Merokok dapat menyebabkan disfungsi ereksi dengan membatasi aliran darah ke alat kelamin. Bagi pria, merokok juga dapat mengurangi jumlah sperma, motilitas, dan bentuk sperma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement