REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sineas Mira Lesmana dan Riri Riza berpendapat ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendorong geliat industri animasi Indonesia. Misalnya, kolaborasi antarseniman, alih wahana karya sastra ke bentuk kesenian lain, dan mengajak berkarya bersama bisa membantu perkuat industri animasi.
"Indonesia punya artist dan animator yang keren-keren. Baru-baru ini kita juga umumkan kita akan dorong divisi animasi kita di Miles Films, dengan proyek ini ('Tidak Ada New York Hari Ini') dan 'Petualangan Sherina'," kata Mira dalam jumpa pers virtual, Kamis (10/12).
"Banyak animator yang harus di-push, agar kita segera punya film layar lebar dari para animator kita, apapun bentuk dan genrenya," ujarnya menambahkan.
Sependapat dengan Mira, Riri Riza mengatakan bahwa setelah berkecimpung di proses produksi animasi, membuatnya menyadari bahwa prosesnya cukup panjang untuk berkarya. Namun, dengan kerja keras tersebut juga menghasilkan karya yang kuat dan lekat dengan penikmatnya.
Lebih lanjut, Riri mengatakan bahwa alih wahana kesenian lain, dalam hal ini seni sastra ke bentuk seni rupa dan audio-visual juga bisa menjadi pemantik para ilustrator dan animator Indonesia untuk berkarya bersama. Sebab, saat ini dunia film sangat bergelut dengan media digital.
"Puisi punya power ketika dibacakan dengan baik. Di masa sekarang kita terbiasa dengan media digital dan audio-visual, sehingga kita bisa mendorong puisi lebih jauh," kata Riri.
Selain itu, teknologi memegang peranan yang penting untuk para kreator membuat sebuah karya. Khusunya, di masa pandemi yang menghalangi adanya pertemuan fisik dan memaksa banyak orang untuk bekerja dari rumah, tak terkecuali bagi seniman.
"Teknologi bagi saya adalah instrumental. Komunikasi berkembang, tak cuma lewat telepon tapi juga bisa kirim pesan dan gagasan, kreativitas lewat teknologi," kata Riri.
"Pandemi ini membuat teknologi semakin mudah terakses. Seniman di mana pun punya kesempatan manfaatkan teknologi ini sebagai medium berkarya dan ekspresi. Medium tayang dan formatnya tak terbatas waktu," imbuhnya.
Di sisi lain, sejumlah ilustrator dan animator Indonesia seperti Lala Bohang, Rhesa, Wulang Sunu, dan Pinot berharap bahwa proyek kolaborasi alih wahana bisa diperluas ke banyak seniman lainnya. Hal ini dilakukan agar bisa terus menyalurkan energi positif lewat kreativitas.
"Kesempatan ini membuka peluang lain. Di tengah keterbatasan, kita jangan fokus ke kesusahannya saja, namun juga fokus ke celah-celah lain yang bisa dilakukan ke depannya," pungkas ilustrator Wulang Sunu.