REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr dr Agus Dwi Susanto mengatakan bayi yang dilahirkan dengan antibodi Covid-19 di Singapura merupakan hal baru perlu dikaji lebih lanjut. Apakah antibodi diturunkan dari sang ibu atau lainnya.
“Itu hal baru juga. Bayi dengan antibodi Covid-19,” kata Agus menjawab pertanyaan salam Dialog Mewaspadai Efek Jangka Panjang Covid-19" yang diadakan di Media Center Gedung BPNB, Kamis (3/12).
Sejauh ini, menurut Agus, memang belum ada bukti transmisi penularan virus corona tipe baru dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya lewat darah. Namun demikian, ia mengatakan asam ribonukleat (RNA) virus jelas ada di dalam darah yang terinfeksi Covid-19. Sehingga ada potensi RNA itu bisa masuk ke bayi.
“Meski beberapa bulan belum ada kasus seperti itu, sekarang ketemu. Jadi perlu kajian lebih lanjut antibodi turun dari ibu ke bayi,” ujar dia.
Dokter sedang mempelajari dampak Covid-19 pada wanita hamil dan bayi mereka yang belum lahir di Singapura, di mana bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi awal bulan ini memiliki antibodi terhadap virus tersebut tetapi tidak membawa penyakit tersebut, menurut Reuters.
Studi yang sedang berlangsung di antara rumah sakit umum negara kota menambah upaya internasional untuk lebih memahami. Apakah infeksi atau antibodi dapat ditransfer selama kehamilan dan apakah antibodi menawarkan perisai yang efektif terhadap virus.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan meski beberapa wanita hamil memiliki peningkatan risiko terkena Covid-19 yang parah, belum diketahui apakah wanita hamil yang terinfeksi dapat menularkan virus ke janin atau bayinya selama kehamilan atau persalinan.