REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Riefian Fajarsyah atau Ifan Seventeen tak Kuasa menahan haru ketika perjalanan band yang telah membesarkan namanya diangkat ke layar lebar. Film yang diberi judul Kemarin itu menghadirkan kisah nyata dari tiga personal band dan kru Seventeen yang meninggal saat diterjang tsunami yang menyapu pantai Tanjung Lesung pada 22 Desember 2018.
“Film Kemarin ini seolah memberikan kebahagiaan yang fana di awal dan menutupnya dengan kesedihan,” kenang Ifan saat berbincang kepada wartawan di Jakarta, Rabu (2/12).
Kontribusi Ifan di film ini menjadi narator atau pemandu dalam film berdurasi 1 jam 55 menit itu. Sebagai pemandu, Ifan tak kuasa menahan tangis ketika menceritakan hubungan band dan manajemen yang mulai terjalin hangat saat sudah mengecap kesuksesan.
"Ketika kita jarang sama Seventeen, kita justru saling dekat satu sama lain karena kami saling merindukan," kata Ifan.
Film yang tayang di bioskop mulai 3 Desember ini, dibuka dengan sebuah cerita perjalan band Seventeen yang masih dengan formasi lama, yakni dengan vokalis Doni.
Penonton dibawa untuk mengetahui perjalanan karier band Seventeen sejak awal terbentuk hingga akhirnya mengalami musibah tsunami dua tahun silam.
Alur film yang maju mundur membuat penonton memahami bagaimana perjuangan Seventeen meniti karir dengan beberapa single hits mereka seperti Selalu Mengalah dan Jaga Selalu Hatimu.
Jika berharap film tersebut akan penuh dengan duka cita atas tragedi dua tahun silam, tidak akan mengisi seluruh durasi film. Dalam film yang sudah diproduksi sejak 2019 lalu itu menampilkan proses rekaman lagu 'Kemarin' yang dilakukan pada Juli 2015 silam.
Suasana haru mulai terasa dalam film ketika lagu 'Kemarin' mulai diputar. Seolah menjadi lagu yang disiapkan untuk tragedi tersebut, lagu 'Kemarin' membuka kenangan Desember 2018.