Selasa 24 Nov 2020 21:55 WIB

Film Mekong 2030 Buka Jogja-NETPAC Asian Film Festival

Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2020 akan digelar virtual dan offline.

Film Mekong 2030 akan membuka Festival film Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) akan digelar pada 25-26 November 2020 secara daring dan offline (Foto: ilustrasi)
Foto: Pixabay
Film Mekong 2030 akan membuka Festival film Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) akan digelar pada 25-26 November 2020 secara daring dan offline (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Mekong 2030 akan membuka Festival film Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) akan digelar pada 25-26 November 2020 secara daring dan offline. Berbeda dengan tahun sebelumnya, JAFF akan menyajikan program film yang akan ditayangkan secara serentak di 15 kota seluruh Indonesia.

Selain itu, pengalihan program non-pemutaran akan disajikan secara daring. Perayaan JAFF 15 mengusung tema "Kinetik" yang merujuk pada gerakan-gerakan yang berasosiasi dengan kekuatan maupun energi.

Baca Juga

Pembukaan JAFF 15 akan disambut dengan film Mekong 2030, sebuah film antologi berisi lima film naratif pendek yang mengisahkan bagaimana masa depan Sungai Mekong dari lima perspektif nasional dan budaya yang berbeda. Berlatar pada tahun 2030, film yang disutradarai oleh lima sineas Asia Tenggara ini mengajak penonton untuk secara aktif melindungi sumber air yang memiliki fungsi kritis dalam kehidupan.

Selain Mekong, JAFF 15 akan menayangkan film-film lain dari seluruh Asia Pasifik dengan tema isu terkini, sosial, ekonomi, dan budaya dari berbagai negara Asia. Film yang ditayangkan memiliki bentuk yang bermacam-macam mulai dari fiksi, dokumenter, hingga hybrid. Keragaman ini merupakan salah satu dalam merespon gerakan sinema Asia yang selalu bergerak, beradaptasi, dan berkembang seiring berjalannya waktu.

Hal itu mencerminkan gerak tumbuh JAFF sebagai festival dalam usahanya untuk mempenetrasi gerak sinema Asia Pasifik di tengah keadaan yang terus berubah. Kedinamisan gerak ini mewakili usaha-usaha para pegiat sinema yang tidak larut dan menyerah terhadap keadaan.

"Di tengah situasi pandemi, 'Kinetik' menggarisbawahi pentingnya merawat gerak sinema Asia demi menggapai kebesarannya. Masyarakat bersama JAFF 15 dapat terlibat aktif bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan di tengah krisis, dengan mengarungi gelombang perubahan oleh pesatnya perkembangan teknologi dan transformasi mendasar dalam ekologi media kontemporer" ujar Budi Irawanto selaku presiden JAFF dalam rilis resminya, Selasa (24/11).

JAFF 15 hadir meretas tantangan di masa yang serba sulit. Sejatinya, kelahiran JAFF pada tahun 2006 juga bersamaan terjadinya gempa bumi Yogyakarta. Pada saat itu, JAFF menjadi medium pertemuan antara sineas dengan masyarakat yang turut memberikan hiburan dan harapan atas keterpurukan menghadapi bencana melalui sajian sinema-sinema Asia.

Sebanyak 128 film, yakni 57 feature dan 71 film pendek akan ditayangkan pada gelaran JAFF. Penayangannya terbagi dalam beberapa program, antara lain Asian Perspectives, JAFF-NETPAC, Light of Asia, Indonesian Films Splash, Special Program dengan Shanghai IFF 2020 dan Kemenparekraf, serta kolaborasi bersama 15 komunitas film.

Tercatat ada 29 negara Asia Pasifik yang berpartisipasidi salah satu festival terbesar di Indonesia ini, antara lain Australia, Cambodia, China, Denmark, Germany, Hongkong, India, Indonesia, Iran, Japan, Kazakhstan, Laos, Lebanon, Malaysia Myanmar, Norwegia, Philippines, Qatar, Serbia, Singapore, Sri Lanka, South Korea, Taiwan, Thailand, Tibet, Turkey, USA, Uzbekistan dan Vietnam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement