Senin 23 Nov 2020 08:17 WIB

Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2020 Digelar Virtual

29 negara Asia Pasifik berpartisipasi di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2020.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
29 negara Asia Pasifik berpartisipasi di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2020 (Foto: ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
29 negara Asia Pasifik berpartisipasi di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2020 (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Festival film tahunan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) kembali digelar. Berbeda dengan sebelumnya, tahun ini JAFF dilangsungkan pada 25-29 November 2020 secara daring dan luring.

Pemutaran film secara luring berlangsung di Kedai Kebun Forum Yogyakarta dan 14 kota lainnya di seluruh Indonesia. Program nonpemutaran secara daring bisa disimak lewat kanal streaming Klik Film.

Baca Juga

Perayaan JAFF 15 mengusung tema kinetik, merujuk pada gerakan yang berasosiasi dengan kekuatan maupun energi. Hal itu mencerminkan gerak tumbuh JAFF dan upaya pegiat sinema Asia Pasifik untuk terus bergerak.

JAFF 15 hadir meretas tantangan di masa serbasulit. Serupa dengan kelahiran JAFF pada 2006, yang dibarengi gempa bumi Yogyakarta. JAFF sebagai medium pertemuan antara sineas dan masyarakat tetap harus terlaksana.

"Di tengah situasi pandemi, Kinetik menggarisbawahi pentingnya merawat gerak sinema Asia demi menggapai kebesarannya," ungkap Presiden JAFF Budi Irawanto lewat pernyataan resminya, dikutip Senin (23/11).

JAFF diharapkan memberikan hiburan sekaligus harapan melalui sajian sinema-sinema Asia. Penyelenggaraan festival tahun ini pun menghasilkan gagasan-gagasan baru secara teknis maupun sajian program.

JAFF yang memang berakar dari komunitas film, tahun ini menjadi spesial karena berlangsung di 15 kota dan bekerja sama dengan 15 komunitas film. Program daring juga diyakini mampu menjangkau audiens lebih luas.

"Festival bukan hanya perayaan, tetapi sudah seharusnya menjadi energi di tengah krisis. Di era pandemi justru JAFF harus diselenggarakan untuk menumbuhkan semangat perfilman Indonesia," ujar Direktur Festival JAFF 15  Ifa Isfansyah.

Terdapat 128 film (57 film fitur dan 71 film pendek) yang diputarkan pada JAFF 15. Tayangan pembukanya adalah Mekong 2030, antologi lima film naratif pendek tentang masa depan Sungai Mekong pada 2030 dari lima perspektif.

Semua terbagi dalam program Asian Perspectives, JAFF-NETPAC, Light of Asia, dan Indonesian Films Splash. Ada pula Special Program dengan Shanghai IFF 2020 dan Kemenparekraf, serta kolaborasi bersama 15 komunitas film.

Film-film yang tayang memiliki daya tarik dalam konteks isu, sosial, ekonomi, dan budaya dari berbagai negara Asia. Sinema yang terpilih dalam kurasi itu pun memiliki bentuk beragam, mulai dari fiksi, dokumenter, hingga hybrid.

"Keragaman ini merupakan salah satu cara kami dalam merespons gerakan sinema Asia yang selalu bergerak, beradaptasi, dan berkembang seiring berjalannya waktu," kata pengarah program JAFF 15, Reza Fahri.

Bekerja sama dengan Fasilitasi Ide Sinema Kreatif (FESTIF), JAFF akan merilis Fasilitasi Prodiksi Film Pendek Berbahasa Daerah. Program Public Lecture dan Masterclass pun kembali hadir dalam program nonpemutaran film.

Sebanyak 29 negara Asia Pasifik berpartisipasi dalam JAFF. Beberapa di antaranya Australia, Kamboja, Cina, Denmark, Jerman, Hongkong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Kazakhstan, Laos, Lebanon, Malaysia, Myanmar, Tibet, dan Norwegia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement