REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berhasil menurunkan berat badan, sebagian orang mungkin berpikir sel-sel lemak di dalam tubuh mereka ikut berkurang. Pemahaman ini ternyata keliru.
Ketika berat badan turun, sel-sel lemak di dalam tubuh tidak benar-benar menghilang. Yang sebenarnya terjadi adalah sel-sel lemak mengalami perubahan ukuran menjadi lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Perubahan ukuran sel-sel lemak ini terjadi ketika lemak dipecah menjadi energi. Proses ini akan memunculkan produk sisa yakni karbon dioksida dan air. Berdasarkan studi, kedua produk sisa ini akan meningkat ketika seseorang berolahraga.
Produk sisa berupa karbon dioksida dikeluarkan ketika seseorang menghembuskan napas. Sedangkan produk sisa berupa air dikeluarkan ketika seseorang menghembuskan napas, berkeringat, dan buang air kecil.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dipahami seputar penurunan berat badan dan lemak, seperti dilansir di laman Greatist, Kamis (19/11).
Alasan sulitnya mempertahankan penurunan berat badan
Studi menunjukkan, sel lemak dapat bertambah banyak dalam segi jumlah dan bertambah besar dalam segi ukuran ketika seseorang menyantap lebih banyak kalori dibandingkan kebutuhan tubuh. Saat berhasil menurunkan berat badan, ukuran sel-sel lemak ini akan mengecil namun tidak benar-benar menghilang. Menurut studi pada hewan, kondisi ini yang membuat banyak orang cukup kesulitan untuk mempertahankan penurunan berat badan mereka.
Lemak bukan musuh
Pada dasarnya, lemak bukan musuh. Tubuh tetap membutuhkan lemak sebagai salah satu sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang ingin menurunkan berat badan agar lebih sehat, sebaiknya tidak melakukan diet yang ekstrem.
Penurunan berat badan yang sehat
Penurunan berat badan yang sehat dapat dicapai dengan memperbaiki pola makan dan memperbanyak aktivitas fisik atau olahraga. Olahraga terbukti dapat meningkatkan pembakaran energi. Kombinasi olahraga kardio dan latihan ketahanan dapat membantu membakar kalori sekaligus meningkatkan massa otot.
Pengaturan pola makan yang baik juga berperan penting dalam penurunan berat badan. Studi pada 2011 menunjukkan bahwa mengurangi asupan sebanyak 500 kalori dari kebutuhan harian dapat menjadi permulaan yang baik untuk menurunkan berat badan.
Jangan memaksakan diri
Penurunan berat badan ibarat lari maraton, bukan lari cepat. Menurunkan berat badan dalam jumlah besar pada waktu singkat bukan pencapaian yang baik. Penurunan berat badan yang ekstrem justru dapat memunculkan efek samping lain seperti kelelahan, sakit kepala, kehilangan otot, masalah menstruasi, dan defisiensi zat gizi.