REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taylor Swift mengatakan pada Senin bahwa rekaman master lagu-laguya telah dijual ke perusahaan ekuitas swasta. Ini sekaligus menutup jalan bagi Swift untuk membeli dan memegang hak penuh atas karya-karyanya terdahulu.
"Ini adalah kedua kalinya musik saya dijual tanpa sepengetahuan saya," tulis penyanyi berusia 30 tahun itu dalam sebuah cicitan di Twitter.
Swift juga mengatakan dia mulai merekam ulang lagu-lagu di album awalnya dan itu terbukti menarik dan memuaskan.
Komentar Swift itu menyusul perselisihan lama dengan mantan perusahaan rekamannya, Big Machine Group, dan dengan eksekutif musik Scooter Braun mengenai hak atas beberapa hit terbesarnya, termasuk "Shake It Off" dan "You Belong to Me".
Braun membeli label rekaman Big Machine pada 2019 setelah Swift meninggalkan label pada 2018 untuk bergabung dengan Universal Music Group. Braun dan bintang pop itu terlibat dalam perselisihan publik yang pahit sejak saat itu.
Pemenang 10 kali Grammy itu mengatakan pada Senin bahwa beberapa minggu lalu dia menerima surat dari perusahaan ekuitas swasta Shamrock Holdings.
"Surat itu memberi tahu saya bahwa mereka telah memegang 100 persen musik, video, dan artwork album saya dari Scooter Braun," demikian kata Swift seperti dilansir Reuters, Selasa (17/11).
Dia menambahkan bahwa di bawah persyaratan penjualan, Braun akan terus mendapatkan keuntungan dari katalog musik lama Swift selama bertahun-tahun.
Braun tidak segera menanggapi ihwal masalah ini. Laman Variety melaporkan bahwa Braun telah menjual hak master untuk enam album pertama Swift ke sebuah dana investasi dalam kesepakatan yang diyakini bernilai lebih dari 300 juta dolar AS.