Selasa 03 Nov 2020 14:52 WIB

Serangan Etnis di Ethiopia Tewaskan 54 Orang

Para korban tewas dikumpulkan di halaman sekolah

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Pasukan keamanan di Ethiopia.
Foto: Reuters/Tiksa Negeri
Pasukan keamanan di Ethiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA - Serangan yang menargetkan etnis minoritas di Ethiopia telah menewaskan 54 orang, Amnesty Internasional melaporkan, Selasa (3/11). Para korban tewas dikumpulkan di halaman sekolah.

Amnesty Internasional mengatakan pihaknya telah mengajukan pertanyaan tentang alasan tentara federal yang meninggalkan daerah pembantaian hanya beberapa jam sebelum penyerang masuk dan menargetkan etnis Amhara.

Baca Juga

Pemerintah Ethiopia menyalahkan kelompok pemberontak, Tentara Pembebasan Oromo (OLA), atas serangan di bagian paling barat Oromia pada Ahad (1/11) waktu setempat tersebut. Wilayah itu berbatasan dengan Sudan Selatan dan beberapa ratus kilometer dari ibu kota, Addis Ababa.

Kepala komisi polisi wilayah Oromia, Ararsa Merdasa, mengatakan jumlah korban tewas adalah 32. Sementara sekitar 200 keluarga telah meninggalkan daerah itu.

Orang-orang yang selamat dari serangan di Distrik Guliso di Zona Wellega Barat mengatakan kepada Amnesty International pasukan federal telah ditarik secara tidak terduga dan para pemberontak tiba beberapa jam kemudian. Para pemberontak mengidentifikasi diri mereka adalah OLA dan mengumumkan mereka sekarang menguasai daerah tersebut.

"Militan mengumpulkan orang-orang yang tidak berhasil melarikan diri terutama wanita, anak-anak, dan orang tua dan membunuh mereka," kata pernyataan Amnesty dikutip laman New Zealand Herald, Selasa (3/11).

Para korban bersembunyi di hutan di dekat wilayah itu. Seseorang mengatakan kepada Amnesty dia menemukan mayat saudara laki-lakinya, saudara perempuan iparnya, dan tiga anak di halaman sekolah dengan luka tembak.

"Fakta bahwa insiden yang menghebohkan ini terjadi tak lama setelah pasukan pemerintah tiba-tiba mundur dari daerah itu dalam keadaan yang tidak dapat dijelaskan menimbulkan pertanyaan yang harus dijawab," kata direktur regional Amnesty International Deprose Muchena.

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengecam pembantaian orang berdasarkan identitas ini. Dia mengatakan pasukan keamanan telah dikerahkan ke daerah tersebut dan mulai mengambil tindakan. Kekerasan etnis di Ethiopia merupakan tantangan terbesar bagi perdana menteri.

"Musuh Ethiopia bersumpah untuk memerintah negara atau menghancurkannya dan mereka melakukan segala yang mereka bisa untuk mencapai itu," kata Abiy.

"Salah satu taktik mereka adalah mempersenjatai warga sipil dan melakukan serangan barbar berdasarkan identitas. (Bagi saya) ini memilukan," ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement