Senin 02 Nov 2020 01:20 WIB

Alasan Ilmiah Pabrik Daging Bisa Menjadi Klaster Covid-19

Pabrik daging yang dingin dan minim ventilasi dinilai tingkatkan penularan Covid-19

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Christiyaningsih
Pabrik pemotongan dan pengolahan daging di Australia. Pabrik daging yang dingin dan minim ventilasi dinilai tingkatkan penularan Covid-19. Ilustrasi.
Foto: ABC News
Pabrik pemotongan dan pengolahan daging di Australia. Pabrik daging yang dingin dan minim ventilasi dinilai tingkatkan penularan Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pandemi Covid-19 dilaporkan telah menyerang pabrik-pabrik daging yang ada di Inggris dan negara Eropa lainnya. Sebanyak 75 pekerja pabrik daging kalkun di Norfolk, dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Selain itu 72 orang terkonfirmasi positif di tempat pemrosesan makanan di Suffolk. Beberapa pekan sebelumnya, lebih dari 170 orang di pabrik daging di Cornwall juga dikonfirmasi terinfeksi virus serupa.

Baca Juga

Hal ini menyebabkan sejumlah pabrik daging di Inggris dan sekitarnya memilih untuk menghentikan produksinya sejak Juni lalu. Seperti yang terjadi di pabrik daging di Wales dan Yorkshire.

Berbeda dengan Inggris, di Jerman terdapat lebih dari 1.500 pekerja di pabrik daging yang terkonfirmasi positif Covid-19. Hal ini terjadi selama musim panas saat lockdown di negara tersebut diperketat.

Direktur Operasi Teknis Perdagangan Asosiasi Pengolah Daging Inggris (BMPA) David Lindars mengatakan tidak ada bukti sains yang menyebabkan pabrik daging menjadi tempat mewabahnya Covid-19. Menurutnya, hal ini masih menjadi sebuah misteri.

“Tidak ada sesuatu yang khusus di lingkungan kerja kami yang menyebabkan wabah ini dari sudut pandang sains. Itu adalah misteri yang ditanyakan,” ujar Lindars dilansir The Independent.

“Kami terus maju dan hingga saat ini kami cukup pandai untuk memberi makan dan memastikan daging ada di rak pengecer, tanpa adanya penutupan massal seperti yang terjadi di negara lain,” tambahnya.

Menurut Profesor epidemiologi veteriner dan ilmu data Universitas Edinburgh, Rowland Kao, suhu rendah telah terbukti meningkatkan penularan influenza dan virus corona lainnya yaitu MERS-CoV. “Meskipun ini tidak terbukti pada Covid-19, tapi mekanisme serupa mungkin berlaku,” ujar Kao.

Profesor onkologi molekuler Universitas Warwick, Lawrence Young, setuju bahwa lingkungan pabrik daging adalah tempat yang sempurna untuk Covid-19 bertahan dan menyebar. Sebab mayoritas suasana pabrik daging itu dingin dan minim ventilasi.

“Tetesan yang mengandung virus dari seorang yang terinfeksi lebih mungkin untuk menyebar, menetap, dan tetap hidup,” ujar Young.

“Pabrik dan tempat pemotongan daging adalah lokasi di mana setiap orang banyak beraktivitas dan sulit menerapkan jaga jarak dan hal ini juga sulit dipantau,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement