Sabtu 31 Oct 2020 13:06 WIB

Pekerja Toko Kelontong Berisiko Tinggi Kena Covid-19

20 persen dari 104 pekerja toko bahan makanan di Massachusetts positif Covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Kasir pasar swalayan membungkus belanjaan dengan kantong plastik di Padang, Sumatera Barat, Jumat (28/8/2020). Pemkot Padang akan melarang penggunaan kantong belanja plastik mulai Desember 2020.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Kasir pasar swalayan membungkus belanjaan dengan kantong plastik di Padang, Sumatera Barat, Jumat (28/8/2020). Pemkot Padang akan melarang penggunaan kantong belanja plastik mulai Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru menemukan para pekerja di toko kelontong seperti supermarket memiliki tingkat infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang mengkhawatirkan. Para peneliti dari Universitas Harvard menemukan bahwa 20 persen dari 104 pekerja toko bahan makanan dinyatakan positif di sebuah toko di Massachusetts, Amerika Serikat (AS) dan kebanyakan dari mereka tidak menunjukkan gejala saat diuji.

“Tingkat infeksi ini secara signifikan lebih tinggi daripada komunitas sekitarnya,” tulis tim peneliti, dilansir Fox News, Sabtu (31/10).

Baca Juga

Selama ini, orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan, seperti dokter, perawat, dan petugas medis lainnya dianggap menjadi yang paling rentan terhadap Covid-19. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada pekerja dari sektor lainnya yang ternyata memiliki risiko besar.

“Kami melakukan penelitian karena banyak penekanan selama bulan-bulan awal pandemi Covid-19 diberikan pada petugas kesehatan, tetapi tidak pada pekerja penting lainnya,” jelas Justin Yang, salah satu penulis studi dan asisten profesor di Sekolah Kedokteran Universitas Boston dan peneliti. di Harvard TH Chan School of Public Health.

photo
Karyawan melayani pembeli dengan tirai sekat plastik pada kasir di salah satu pusat penjualan alat-alat dapur dan rumah tangga di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (23/6). Abdan Syakura/Republika

Yang mengatakan, selalu ada kekhawatiran ketika seseorang memiliki kontak dekat dengan orang lain, seperti dalam contoh berinteraksi dengan petugas penjualan atau kasir di toko. Oleh karena itu, penghalang fisik (plexiglass) dan memakai masker akan sangat mengurangi risiko tertular virus corona baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19.

Lebih lanjut, Yang mencatat bahwa Massachusetts menerapkan aturan mengenakan masker beberapa hari setelah masa studi. Ia mengatakan, jika penggunaan masker dan peralatan lainnya yang dapat meminimalisir kontak dekat, kemungkinan besar tingkat infeksi virus corona baru tak akan mengkhawatirkan.

Meski demikian, dampak pada pekerja toko kelontong yang merupakan salah satu sektor penting mencapai lebih jauh, di mana ini terkadang membahayakan kesehatan mental mereka. Peneliti mengatakan pekerja yang tidak mampu menjaga jarak sosial secara konsisten saat bekerja memiliki risiko lebih tinggi mengalami kecemasan atau depresi.

Mereka yang berangkat dan pulang bekerja dengan berjalan kaki, bersepeda, atau mobil pribadi cenderung tidak mengalami depresi dibandingkan dengan pekerja yang bepergian dengan transportasi umum atau naik kendaraan bersama. Para peneliti mencatat bahwa temuan tentang kesehatan mental yang signifikan menyerukan tindakan dalam memberikan layanan bantuan karyawan yang komprehensif untuk membantu pekerja penting mengatasi tekanan psikologis selama pandemi Covid-19.

Tim peneliti juga mengatakan temuan mereka memperkuat pengamatan dari sebuah penelitian di luar China yang menemukan tingkat infeksi 9,2 persen di antara pekerja supermarket. Para penulis mengatakan studi mereka mendukung rekomendasi kebijakan bahwa pengusaha dan pejabat pemerintah harus mengambil tindakan dalam menerapkan strategi pencegahan dan pengaturan administratif.

“Seperti di antaranya adalah metode untuk mengurangi kontak interpersonal, pengulangan dan pengujian rutin karyawan SARS-CoV-2, untuk memastikan kesehatan dan keselamatan pekerja penting,” kata tim peneliti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement