REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah trailer film thriller apokaliptik Songbird disambut dengan kritik pedas pada Kamis lalu. Film ini menceritakan tentang KJ Apa dan Sofia Carson yang saling jatuh cinta setelah berjumpa secara virtual saat pandemi Covid-23 melanda dunia.
Keduanya mencoba untuk bertemu. Menurut Entertainment Weekly, plot ala Romeo & Juliet dengan latar belakang waktu 2024 itu memperlihatkan Amerika tengah dirundung tingkat kematian Covid-23 lebih dari 50 persen dan virus membunuh dengan kecepatan lebih cepat.
Warga Amerika yang terinfeksi dipaksa keluar dari rumah mereka untuk masuk ke kamp karantina. Setelah trailernya dirilis, banyak orang yang mengecam film tersebut karena diproduksi di tengah pandemi Covid-19. Orang-orang juga mengkritik film tersebut karena ‘meromantisasi’ pandemi.
"Ini adalah dunia distopia yang menakutkan, tapi ini film romantis tentang dua orang yang ingin bersama, tetapi mereka tidak bisa," kata pembuat film Adam Mason kepada EW.
Kisah itu seperti Romeo dan Juliet, tapi mereka dipisahkan oleh pintu depan rumahnya dan virus. Produser kenamaan yang merupakan sosok di balik Armageddon dan Transformer: The Last Knight, Michael Bay, terlibat dalam produksi film ini.
“Bicara tentang rasa tidak enak. Mari membuat film tentang keluarga yang sekarat karena Covid, sementara keluarga dalam dunia sesungguhnya ada yang benar-benar sekarat karena Covid. Apakah ini yang dibutuhkan orang? Pengingat sinematik bahwa memiliki harapan itu tidak ada gunanya, lalu kita harus menyerah pada kesengsaraan dan kematian. Astaga!" ujar salah satu orang dalam cicitan Twitter.
Yang lain berkata, "Film ini pada dasarnya meromantisasi pandemi karena membuat tragedi global yang menewaskan ribuan orang setiap hari, menjadi kisah cinta."
“Film ini rasanya sangat buruk & saya bahkan tidak percaya bahwa film ini keluar ketika kasus-kasus Covid meroket, rawat inap kembali meningkat, dan begitu banyak orang kehilangan nyawa karena virus ini. Film ini sangat menjijikkan, sangat tidak sopan & sangat tidak sensitif!!” tulis akun lainnya.
“Mungkin ini salah satu upaya paling licik untuk memanfaatkan penderitaan manusia. Siapapun yang membuat film ini pasti malu. Ini tidak dibutuhkan, atau diinginkan,” akun lain ikut berkomentar.
Seorang pengguna media sosial menambahkan: “Saya pikir ini sangat tidak sensitif & berbahaya, merilis film horor pandemi sementara kita masih di tengah pandemi. Saya juga tidak melihat mereka memakai masker apapun, hampir tidak ada jarak sosial & film ini benar-benar tidak menghormati semua orang yang kehilangan nyawanya!"
Songbird adalah film pertama yang syuting di Los Angeles, Kalifornia, setelah produksi terhenti karena pandemi yang sedang berlangsung. Setelah mulai syuting pada Juli, film tersebut menerima perintah ‘larangan berproduksi’ dari Screen Actors Guild - American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA).
“Alasan perintah itu dikeluarkan karena pihak produksi belum transparan tentang protokol kesehatan mereka di tengah krisis virus corona,” kata seorang perwakilan serikat pekerja dalam pernyataan yang diperoleh The Hollywood Reporter.
Lebih lanjut, pernyataan tersebut berbunyi: ‘Harap diperhatikan, menerima pekerjaan atau memberikan layanan Songbird dapat dianggap sebagai pelanggaran Global Rule One. Melanggar perintah ini dapat mengakibatkan tindakan disipliner sesuai dengan Konstitusi SAG-AFTRA’.
Mulai 12 Juni, produksi film dan televisi telah diizinkan untuk dilanjutkan di Los Angeles County dengan aturan ketat yang mencakup pengujian karyawan di lokasi, jarak sosial, pembersihan alat peraga dan set, serta petugas kepatuhan virus corona dipasang di set.