REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Brian May merasa bersyukur telah selamat dari serangan jantung pada Mei lalu. Setelah itu, gitaris Queen tersebut juga pernah mengalami perdarahan perut dan komplikasi kesehatan lainnya.
"Saya sangat bersyukur masih hidup, karena beberapa tahun yang lalu, hal itu tidak mungkin terjadi. Saya memiliki tiga stent terpasang dan berfungsi dengan baik dan saya merasa sehat. Saya hampir kehilangan nyawa saya," ungkap May, dilansir CNN, Rabu (28/10).
Menurut May, dia bisa saja meninggal saat itu. Saat itu, dia dibawa ke rumah sakit dan mendapati ada tiga arteri yang tersumbat.
May mengatakan para petugas medis menanganinya sebagai kasus darurat. Dia lalu dipasangi tiga stent, yaitu alat yang membantu menjaga arterinya tetap terbuka.
"Itu sangat buruk dan komplikasi yang muncul setelahnya sangat buruk. Seperti mendaki gunung besar sekali untuk bangkit kembali. Tetapi itu menjadi keyakinan baru saya, sungguh. Saya hanya berolahraga, saya melakukan rehab kardio setiap hari,” katanya.
Kini May yakin dia sudah sembuh. Dia menyebut tubuhnya semakin kuat. “Aku akan menjadi Ironman segera,” candanya.
Namun, tidak semuanya berjalan lancar bagi May. Musisi tersebut mengungkapkan sebagai hasil pengobatan yang ia minum untuk kondisi jantungnya, ia menderita berbagai komplikasi termasuk perdarahan perut.
"Saya kehilangan banyak darah pada satu waktu. Saya tidak bisa bergerak," katanya.
May juga menderita nyeri panggul tanpa tahu penyebabnya. Dia juga berspekulasi bahwa dia bisa tertular virus corona yang saat ini menjadi pandemi. Dokter jantungnya pun tidak mengesampingkan virus mematikan tersebut.