Jumat 16 Oct 2020 15:44 WIB

Kenali Penyebab Sariawan pada Anak

Ada kondisi tertentu yang membuat anak sering sariawan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Sariawan. Anak yang imunitas atau kekebalan tubuhnya menurun juga bisa kena sariawan.
Foto: republika
Sariawan. Anak yang imunitas atau kekebalan tubuhnya menurun juga bisa kena sariawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak Anda pernah mengalami sariawan?  Dokter spesialis anak, dr Herwanto SpA mengatakan, ada banyak penyebab sariawan pada anak, namun yang paling sering adalah idiopatik atau tidak diketahui sebabnya.

Menurut Herwanto, penyebab sariawan yang paling sering adalah trauma, misalnya terbentur. Tergigit, penggunaan sikat, dan kawat gigi juga bisa memunculkan sariawan.

Baca Juga

Tak hanya itu, makanan asam juga bisa sebabkan sariawan. Tapi bukan berarti setiap konsumsi makanan asam, muncul sariawan. Meskipun enak, makanan asam memberikan risiko tinggi sariawan.

"Bila anak mengonsumsi makanan yang bersifat iritatif, asam, pedas, dan berbumbu juga berempah, segera minum banyak dan jangan lupa jaga kebersihan rongga mulut," ujar Herwanto dalam webinar dengan tema "Kenali Sariawan Bayi dan Anak-Anak", yang diselenggarakan oleh Kalbe, Kamis (15/10).

Herwanto menjelaskan, alergi juga bisa sebabkan anak sariawan. Gejalanya biasanya sariawan tidak terjadi hanya sekali-kali, namun berulang.

"Anak-anak dengan kecenderungan alergi akan menunjukkan salah satu gejala sariawan dan berulang," ucapnya.

 

Menurut Herwanto, anak yang imunitas atau kekebalan tubuhnya menurun juga bisa kena sariawan. Anak-anak yang menderita suatu keganasan, seperti kanker, obat-obat yang diberikan sebagai terapinya akan memberikan dampak sariawan.

Herwanto mengingatkan agar efek samping itu harus ditangani dengan baik dan segera. Andaikan anak memiliki suatu penyakit dan menderita sariawan, maka pola makan dan minumnya bisa terimbas.

"Pemenuhan nutrisinya menjadi kurang baik, padahal itu sangat penting untuk anak dalam memberikan tenaga, kesehatan, dan sistem antibodi," kata Herwanto.

Gangguan nutrisi, menurut Herwanto, tidak bisa disepelekan. Gangguan nutrisi yang paling sering terjadi ialah defisiensi vitamin seperti vitamin C dan B  serta mineral zinc.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement