Sabtu 03 Oct 2020 04:05 WIB

Buku Anak dengan Banyak Gambar Ganggu Konsentrasi?

Buku anak biasanya disertai dengan ilustrasi gambar berwarna.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Buku anak biasanya disertai dengan ilustrasi gambar berwarna (Foto: ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Buku anak biasanya disertai dengan ilustrasi gambar berwarna (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku anak-anak biasanya menyertakan ilustrasi yang menarik untuk membantu memvisualisasikan karakter dan latar cerita. Namun, studi tentang mata menemukan bahwa terlalu banyak gambar justru bisa mengganggu konsentrasi anak saat membaca.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ilustrasi buku anak-anak dengan terlalu banyak detail atau gambar justru membuat mereka lebih sulit fokus. Melansir laman Mail Online, Jumat (2/10), menurut peneliti, gambar berwarna yang dimaksudkan untuk memotivasi pembaca muda justru dapat menghasilkan keadaan yang sebaliknya. Sekitar 20 persen anak-anak di Inggris tidak memenuhi tingkat kemampuan literasi minimum.

Baca Juga

"Belajar membaca adalah pekerjaan berat bagi banyak anak," kata penulis makalah dan psikolog Anna Fisher dari Universitas Carnegie Mellon di Pittsburgh, Pennsylvania.

Gambar yang tidak relevan dapat mengalihkan pandangan pembaca dari teks dan mengganggu fokus yang diperlukan untuk memahami cerita. Dalam penelitian mereka, Dr Fisher dan tim membuat buku yang dirancang untuk latihan membaca anak-anak dan meminta mereka untuk mengidentifikasi gambar mana yang menghibur sekaligus memahami cerita.

Gambar-gambar ini kemudian dihapus dari paruh kedua buku sebelum pekerjaan diberikan kepada 60 siswa kelas satu yang berusia antara 6 dan 8 tahun. Pelacak mata portabel digunakan untuk memantau berapa kali setiap siswa mengalihkan pandangan mereka dari teks ke gambar di seluruh halaman. Tim menemukan bahwa anak-anak kurang mengalihkan pandangan mereka saat membaca setengah bagian buku yang ramping, dan mencapai skor pemahaman yang lebih tinggi.

"Selama tahun-tahun sekolah dasar ini, anak-anak berada dalam masa transisi di mana mereka semakin diharapkan untuk membaca secara mandiri,' kata penulis makalah dan psikolog Cassondra Eng, juga dari Universitas Carnegie Mellon.

Terlebih lagi di tengah Covid-19, tambahnya, memaksa anak-anak untuk belajar dengan lebih sedikit bimbingan langsung dari guru. Temuan studi ini, katanya, akan memungkinkan untuk merancang materi yang didasarkan pada teori pembelajaran yang paling berguna bagi anak-anak.

Dr Fisher dan rekannya menyarankan agar penulis, ilustrator, dan penerbit mempertimbangkan untuk menghapus gambar yang mengganggu dan tidak perlu dari materi pendidikan untuk pembaca pertama kali. Namun, para peneliti mengingatkan bahwa studi tersebut dibatasi oleh evaluasi terhadap pola membaca anak-anak yang hanya didasarkan pada satu buku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement