Rabu 30 Sep 2020 23:31 WIB

Peran Besar Caregiver Bagi Pejuang Kanker

Pasien kanker, terutama saat awal, umumnya mengalami masa sulit menerima penyakitnya.

Anggota komunitas Sahabat Anak Kanker berkostum Spiderman ketika menghibur pasien anak-anak di Bangsal Anak, Rumah Sakit Syaiful Anwar, Malang, Jawa Timur.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Anggota komunitas Sahabat Anak Kanker berkostum Spiderman ketika menghibur pasien anak-anak di Bangsal Anak, Rumah Sakit Syaiful Anwar, Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien kanker tak hanya membutuhkan pengobatan, tetapi juga dukungan keluarga. termasuk pasangan dan orang-orang di sekitarnya. Mereka dapat membantu mengatasi tekanan psikologis pasien dan membantu meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.

"Dengan stres berkurang, darah tidak asam, nyeri berkurang. Faktor psikologis berperan," ujar dokter spesialis penyakit dalam haematologi dan onkologi medik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo, DR. dr. Cosphiadi Irawan dalam webinar Caregiving Kanker Payudara, Rabu.

Baca Juga

Pasien kanker, terutama di tahun pertama, umumnya mengalami masa sulit menerima penyakitnya. Ada juga yang terkena depresi dan dikhawatirkan tak menjalani pengobatan sesuai jadwal. Di sini, pasangan bagi pasien yang sudah menikah, keluarga, atau orang di sekitar pasien bisa berperan sebagai caregiver.

"Di tahun pertama (pasien) krisisnya sangat dominan. Apakah pasien bisa mampu melawati atau malah masuk ke kondisi yang depresif. Itulah pentingnya keluarga, suami, anak atau siapa saja yang tergerak hatinya membantu pasien kanker," kata Cosphiadi.

Dalam kesempatan itu, Ketua Makasar Cancer Care Community (MCCC) yang juga penyintas kanker payudara, Nurlina Subair mengatakan, pasangan pertama-tama harus memahami kondisi pejuang kanker. Di sisi lain, dokter, relawan yang tergabung dalam komunitas sosial, bahkan psikolog dan rohaniawan bisa membantu dari sisi psikologis dan spiritual agar pasien menerima secara positif keadaanya.

Nurlina menyayangkan rekan-rekan seperjuangannya yang akhirnya meninggal dunia tanpa mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

"Di rumah sakit, tidak ada supporting club untuk pasien. Banyak teman-teman seperjuangan yang meninggal (tanpa dukungan orang-orang di sekitarnya)," kata Nurlina.

Menurut Cosphiadi, seorang caregiver juga bisa membantu memberikan pemahaman yang mungkin sulit dikomunikasikan dokter. Contohnya, mulai dari definisi kesembuhan kanker atau remisi lengkap, yakni ditandai gejala klinis yang berkurang, tumor tak ada lagi, dan hasil lab normal.

Lalu, caregiver juga berperan dalam pemberian penjelasan menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien mengenai pengobatan yang harus dia jalani. Caregiver pun bisa mendampinginya hingga memotivasinya untuk mengatasi efek samping pengobatan.

"Pasien yang datang dalam kondisi mengalami penyebaran di organ-organ internal, misalnya, dia sesak napas, ada cairan di paru, nyeri hebat maka dia memerlukan kemoterapi. Tetapi kalaupun ada penyebaran, tetapi gejala tidak ada, kita bisa berikan terapi antihormonal. Kalau terjadi resistensi bisa diberikan kombinasi yang mempertinggi efikasi terapi," kata Cosphiadi.

Pemahaman terhadap kondisi ini diperlukan. Caregiver bisa memberikan semangat, mungkin sampai akhir hidup pasien.

"Pasien pun bisa meninggal dalam kondisi tenang, didampingi orang-orang terkasihnya," kata Cosphiadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement