Kamis 17 Sep 2020 19:33 WIB

Pelajaran Kesabaran dari Film Ranah 3 Warna

Kisah film ini sangat related dengan kehidupan saat ini di tengah situasi pandemi

adegan film Ranah 3 Warna
Foto: istimewa
adegan film Ranah 3 Warna

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sabar bukan hanya pasrah dan menerima keadaan saja. Namun dalam kesabaran, tetap perlu dicari solusi dalam mengatasi sebuah permasalahan. Hal itu tergambar dari film adaptasi novel berjudul Ranah 3 Warna.

"Ini kisah tentang seseorang yang sudah berusaha sekuat tenaga, sudah Man Jadda Wa Jadda, namun belum juga berhasil. Perlu adanya kesabaran, Man Shabara Zhafira. Sangat related dengan kehidupan saat ini di tengah situasi pandemi," kata Guntur Soeharjanto, sutradara film Ranah 3 Warna, saat berbincang dengan wartawan beberapa waktu lalu.

Guntur mengatakan cerita dari film ini mengangkat kisah tentang semangat juang dan tak mudah putus asa dari karakter Alif Fikri, seorang pemuda asal Maninjau yang mengejar cita-cita dan cintanya, hingga ke Kanada. Dalam perjalanannya, Alif banyak menemukan tantangan untuk mewujudkan cita-citanya tersebut.

"Sabar itu tetap aktif mencari solusi. Nah, hal itu yang ingin ditunjukkan Alif Fikri, tokoh sentral dalam film ini," katanya.

Film yang mengangkat kisah dari novel karya Ahmad Fuadi ini berlatarbelakang budaya Minang dan setting era 90-an. Film ini ternyata menjadikan tantangan tersendiri bagi para pemainnya, seperti Arbani Yasiz, Amanda Rawles dan Teuku Rassya.

Bagi Arbani, memerankan tokoh sentral dalam sebuah cerita film yang diadaptasi dari cerita novel yang sudah populer, membuat dirinya harus belajar banyak mendalami karakter.

"Hampir setiap hari take, nggak ada jeda. Aku ada di sekitar 90 persen film. Alhamdulillah semua berjalan lancar," ujar Arbani.

Pemain lainnya, Teuku Rassya pun harus mempelajari bahasa Minang serta budaya lainnya yang berhubungan dengan Minang.

"Aku melakukan pendalaman karakter dengan observasi. Mencoba masakan Padang, mendengarkan orang-orang dari Padang berbicara seperti apa, belajar bahasanya dan aksennya," terang Rassya.

Sementara itu, Amanda Rawles yang berperan sebagai Raisa, seorang jurnalis kritis, harus mempelajari tari Minang.

"Saat proses reading, sudah mulai mempelajari tari Minang. Lumayan menantang karena itu hal baru bagi aku," terang Amanda sambil tersenyum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement