REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 kian mengancam ekonomi masyarakat. Namun, di tengah himpitan ekonomi, tak menyurutkan PT Insight untuk terus menggelar program pemberdayaan ekonomi.
Berkolaborasi dengan Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM), PT Insight menggelar pelatihan untuk menjadi seorang barista. Tidak sekedar dilatih menjadi seorang peracik kopi handal, peserta juga diberikan pembinaan mengenai cara mengelola keuangan.
"Kita juga berupaya mencetak entrepreneur dan akhirnya tercipta lapangan pekerjaan baru," ujar Senior Marketing/Team CSR Insight, Budy Cahaya, saat berbincang dengan republika.co.id, akhir pekan lalu.
Selain pelatihan barista, kata Budy, juga ada beberapa pelatihan keterampilan lainnya, seperti, pangkas rambut, pelatihan servis AC, sablon baju, kerajinan tangan, serta baking. Untuk tahun 2020 sebanyak 121 orang ikut pelatihan.
Peminat pelatihan barista sejak 2018 lalu sudah diikuti 63 peserta. Sementara, yang paling banyak diminati adalah pelatihan baking sebanyak 185 peserta.
"Di masa pandemi ini, antusias orang yang ingin ikut pelatihan cukup tinggi karena memang banyak mereka korban PHK, tapi kita tetap terapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, menggunakan masker juga faceshield," kata Budy.
Budy menjelaskan, khusus pelatihan barista terdiri dari dua tahap. Pertama, pemaparan teorin yang bertempat di Kantor YIIM di Komplek Gran Wijaya Centre, Jalan Wijaya II Blok F/62 B, Kebayoran baru, Jakarta Selatan selama dua hari.
Kemudian dilanjutkan dengan praktek di Kopi Inspirasi di lokasi yang sama. Setelah para peserta melakukan magang dan pembinaan selama kurang lebih 3-5 bulan, selanjutnya akan praktek di Kopi Inspirasi.
"Ketika magang mereka memperdalam kemampuan membuat kopi, mengelola manajemen usaha kopi serta berinteraksi dengan konsumen bagi para peserta pelatihan. Selain itu untuk memperluas wawasan tentang usaha kopi, peserta pelatihan akan melakukan magang di tempat usaha kopi professional milik mitra kita," ungkapnya.
Budy menjelaskan, pihaknya akan memberikan kelas lanjutan yaitu kelas kewirausahaan bagi peserta magang dan/atau pembinaan. Dalam kelas para peserta akan memberikan pengetahuan tentang jurnal pembukuan usaha kopi UMKM, marketing dan studi banding kepada pelaku usaha kopi.
Bagi peserta yang memenuhi kriteria akan mendapat bantuan hibah modal peralatan usaha kopi. Bahkan, meski pelatihan ini gratis, para peserta diberikan sertifikat pelatihan setelah selesai.
"Berbagai macam background para peserta pelatihan barista, di antaranya, mantan narapidana, pekerja serabutan, korban PHK, disabilitas, dan juga masyarakat kelompok rentan," terang Budy.
Salah satu peserta yang ikut dalam pelatihan adalah Bambang, seorang mantan narapidana. Dia terbilang sukses dengan membuka kedai kopi sendiri yang cukup digemari oleh masyarakat.
"Diharapkan kesuksesan Bambang dapat menjadi motivasi bagi peserta lainnya," harap Budy.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan barista yang kini menjadi mentor di Kopi Inspirasi, Ramdani, mengaku sangat puas dengan kemampuan yang dimiliki saat ini. Dulu, Ramdani hanyalah seorang pengangguran dan tidak paham dunia perkopian.
"Dulu saya buta dengan dunia kopi, begitu juga meracik kopi. Sekarang saya menjadi mentor di sini, sudah satu tahun lebih," kata Ramdani.
Ramdani sendiri memiliki mimpi untuk memiliki kedai kopi sendiri. Berbekal kemampuan yang dia miliki saat ini sebagai seorang barista, Ramdani optimistis cita-citanya dapat tercapai. Setidaknya, dengan memiliki usaha sendiri, dia tak lagi khawatir akan terkena PHK tetapi justru dapat menciptakan lapangan kerja untuk membantu sesama.