REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang calon matematikawan asal London, berterima kasih kepada Taylor Swift karena membuat mimpinya jadi kenyataan. Swift memberikan bantuan pendidikan sekitar Rp 450 juta agar matematikawan itu bisa melanjutkan pendidikan ke universitas.
Ia adalah Vitoria Mario asal Portugal yang telah tinggal di Inggris selama empat tahun. Ia mengaku tidak mampu membayar kuliah.
Keluarganya pun juga tidak mampu mendukung pembiayaan di universitas tujuannya, Universitas Warwick. Swift kemudian memberikan kontribusi melalui laman GoFundMe.
“Vitoria, saya menemukan cerita Anda secara online dan saya sangat terinspirasi untuk mewujudkan impian Anda. Saya ingin mewujudkan salah satunya. Semoga berhasil dengan semua yang Anda lakukan! Dengan cinta, Taylor,” tulis dia, mengutip the guardian, Jumat (21/8).
Mario mengatakan, dia belum berbicara dengan Swift secara langsung. Namun, ia sangat berterima kasih pada Swift karena telah benar-benar membuat mimpinya menjadi kenyataan.
“Beberapa kali saya merasa terlalu khawatir dengan uang. Apa yang harus saya lakukan, jika saya harus mencari pekerjaan, dan sekarang saya bisa meneruskan kuliah matematika, mempersiapkan diri untuk masuk ke universitas agar saya benar-benar siap saat memulai,” ungkap Mario.
Mario saat ini berusia 18 tahun bertempat tinggal di Tottenham, London Utara. Ia dianugerahi dua nilai A dalam GCE Advanced Level.. Ia bercerita bahwa ayahnya telah meninggal dan ibunya tinggal di Portugal.
Mario yang tinggal bersama kerabat, menulis di situs penggalangan dana bahwa keluarganya tidak mampu membiayai dirinya. Dia membutuhkan dana untuk membayar akomodasi kuliah, seperti untuk laptop, buku pelajaran, dan biaya hidup sehari-hari.
“Meskipun kisah saya tidak unik, impian saya menjadi ahli matematika tidak hanya menjadi peluang mobilitas sosial untuk saya dan keluarga, tetapi juga untuk menginspirasi orang-orang yang pernah memiliki posisi yang sama,” tulis dia.
Mario selalu gigih terhadap apapun yang menjadi tujuannya. Meskipun pada 2016 ketika ia tiba di Inggris, ia tidak bisa berbicara Bahasa Inggris.
“Menjauh darinya (ibu) adalah sebuah tantangan, tetapi itu adalah pengorbanan yang layak dilakukan di mata keluarga saya,” tambahnya.