Kamis 06 Aug 2020 21:01 WIB

Saint Laurent Beli Kembali Ribuan Koleksi Busananya Sendiri

Sebanyak 4.000 busana dibeli kembali Saint Laurent dari kolektor

Red: Nur Aini
Sejumlah koleksi busana rancangan Yves Saint Laurent yang dipamerkan di museum sang desainer di Paris, Prancis.
Foto: EPA
Sejumlah koleksi busana rancangan Yves Saint Laurent yang dipamerkan di museum sang desainer di Paris, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rumah mode mewah asal Prancis Saint Laurent membeli koleksi busana pribadi berlabel YSL vintage yang sempat menjadi hits dari periode 1966 hingga 1985.

Sebanyak 4.000 potong koleksi pakaian itu dibeli dari kolektor Olivier Châtenet, menjadi koleksi lengkap dan akan bergabung dengan arsip koleksi di Saint Laurent, yang akan disimpan di Paris.

Baca Juga

"Monsieur Yves Saint Laurent membangun warisan yang sangat berharga yang merupakan sumber inspirasi tanpa akhir," ujar Direktur Kreatif Saint Laurent Anthony Vaccarello seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kamis (6/8).

Angka pasti dari penjualan tersebut dirahasiakan, tetapi menurut laman WWD, 4.000 potong pakaian itu termasuk koleksi mantel, gaun, jas, blus, pakaian rajut, tas, sepatu, perhiasan, syal, dan beberapa pakaian adibusana (haute couture).

Salah satu koleksi yang dibeli Saint Laurent itu adalah gaun manik-manik bernuansa Afrika dari koleksi musim semi 1967 yang dulunya dimiliki oleh Duchess of Windsor, Wallis Simpson. Sebanyak 4.000 koleksi busana antik tersebut bergabung dengan ribuan koleksi YSL vintage lainnya termasuk 5.000 potong pakaian, 15.000 aksesori, serta ribuan sketsa, yang semuanya disimpan di kantor pusat rumah mode tersebut.

"Saya menyukai gagasan bahwa koleksi ini memiliki kehidupan dan kegunaan, bukan hanya sesuatu yang saya nikmati sendiri," kata Chatenet seperti dikutip dari laman WWD, Kamis.

Chatenet mengatakan alasannya membuat keputusan untuk menjual ribuan koleksinya tersebut.

"Saya telah bersenang-senang mengumpulkan seluruh koleksi ini selama 30 tahun terakhir dan memamerkannya dalam ekshibisi di Paris, Hong Kong, dan Shanghai, dan ini bukan tentang kepemilikan. Saya akan selalu menyukainya, meskipun koleksi ini bukan lagi milik saya," kata Chatenet.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement