REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Studi baru menemukan orang-orang di Amerika mengalami kerugian karena membuang-buang buah yang terlalu matang. Kerugian itu mencapai 520 dolar AS atau setara dengan sekitar Rp 7,5 juta per tahun.
Dilansir di laman Fox News, hal ini berdasarkan survei terhadap 2.000 orang Amerika. Para peneliti mengamati preferensi belanja buah dan menemukan rata-rata responden membuang buah senilai 10 dolar AS atau tiga potong setiap pekan.
Tujuh dari 10 orang mengaku tidak makan buah sesuai jumlah yang seharusnya. Para peneliti juga menemukan, orang-orang Amerika masih tidak memahami bagaimana memasukkan buah ke dalam pola makan mereka.
Dalam survei yang dilakukan oleh OnePoll atas nama Washington Red Raspberry Commission ini, ditemukan setidaknya, ada 43 persen responden menganggap tomat sebagai sayuran. Satu dari empat orang salah berpikir alpukat juga merupakan sayuran. Satu dari empat orang menggarisbawahi penyajian buah yang direkomendasikan adalah lima buah dalam dua porsi.
Para responden memberikan alasan mengapa mereka dapat melewatkan satu porsi buah. Sebanyak sepertiga dari mereka menyatakan tidak punya cukup waktu atau mereka hanya lupa.
Sebanyak 32 persen responden mengatakan buah terlalu mahal. Sebanyak 23 persen responden tidak suka buah. Dari mereka yang mengatakan tidak suka buah, 41 persennya mengatakan buah dibuang karena terlalu buruk.
Selama pandemi Covid-19 berlangsung, responden mengisi stok rak mereka dengan produk beku yang mereka tahu akan bertahan lama. Lebih dari sepertiga responden atau sebanyak 37 persen melaporkan, mereka membeli lebih banyak buah beku dibandingkan sebelum pandemi.
Sebanyak 43 persen di antaranya mengatakan mereka berniat untuk menyimpannya nanti. Sementara 86 persen dari total responden berpikir penting untuk membeli makanan yang ditanam dan diproses di AS. Sebanyak 23 persen responden melaporkan sulit mengidentifikasi di mana buah ditanam ketika berbelanja di toko bahan makanan.
"Survei menggarisbawahi fakta banyak orang Amerika ingin beralih pada buah beku untuk memastikan mereka tidak berakhir dengan begitu banyak limbah," kata Direktur Eksekutif Komisi Washington Red Raspberry, Henry Bierlink.
Dia melanjutkan, di Washington, para peneliti menanam 90 persen rasberi merah beku. Petani senang buahnya dapat memberi orang makanan sepanjang tahun dan dengan kualitas terbaik.
Selain mendukung petani lokal, responden menghubungkan kualitas ke wilayah geografis tertentu. Sebanyak 68 persen mengasosiasikan bagian-bagian tertentu negara dengan makanan tertentu.
Pandemi saat ini kemungkinan membuat banyak orang Amerika lebih sadar di mana makanan mereka ditanam. Namun, sebanyak 89 persen responden tidak mengakui Washington sebagai produsen rasberi merah beku terbesar di negara itu.
Menurut Bierlink, sangat menyenangkan melihat responden memandang rasberi sebagai salah satu dari 10 buah paling sehat. Bierlink mengatakan rasberi memiliki lebih banyak serat dibandingkan buah beri lainnya dalam 6 gram per cangkir.
Beberapa buah-buahan yang dikonsumsi masyarakat Amerika Serikat antara lain apel, pisang, jeruk, pir, lemon, blueberi, alpukat, dan nanas. Ada juga anggur, rasberi, stroberi, delima, ceri, blackberry, mangga, dan jambu biji.