Senin 27 Jul 2020 23:28 WIB

Strategi Kembangkan Barbershop untuk Pebisnis Pemula

Layanan di luar pangkas rambut juga dicari orang di barbershop.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Pegawai menggunakan masker dan pelindung wajah mencukur rambut pengunjung di Arfa Barbershop, Yogyakarta, Senin (8/6). Bisnis barbershop cukup banyak dilirik pebisnis pemula.
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Pegawai menggunakan masker dan pelindung wajah mencukur rambut pengunjung di Arfa Barbershop, Yogyakarta, Senin (8/6). Bisnis barbershop cukup banyak dilirik pebisnis pemula.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak pebisnis pemula yang memilih barbershop sebagai bentuk usahanya. Bisnis barbershop yang semakin tumbuh salah satunya disebabkan peningkatan selera dan gaya hidup kalangan pria, yang bisa menjadi peluang bisnis.

CEO Giovani Barbershop yang berlokasi di Medan, An Nahal, membagikan sejumlah tips untuk memulai dan mengembangkan bisnis barbershop. Poin utama saat membuka barbershop adalah memilih tukang cukur (barber) yang berkompeten.

Baca Juga

Tukang cukur yang dapat menangani kebutuhan pelanggan secara mumpuni akan memberikan nama baik bagi gerai barbershop. Pemilik bisnis perlu memilih barber berdasarkan keahlian, pengalaman, disertai dengan etika saat melayani pelanggan.

Pelaku bisnis juga perlu memastikan tukang cukur yang dipilih berkemampuan untuk memangkas rambut dengan tren terbaru yang disukai konsumen. Sebagai pengelola, ada baiknya memberikan pelatihan secara rutin kepada para tukang cukurnya.

Hal lain yakni menentukan lokasi strategis untuk membuka barbershop supaya mudah ditemukan. Perlu juga menentukannya dengan menyesuaikan target konsumen. Misalnya, mendirikan di sekitar kampus atau rumah indekos jika targetnya mahasiswa.

Buat ruangan senyaman mungkin agar konsumen tetap merasa betah saat menanti giliran untuk pangkas rambut. Ruangan dapat menjadi pembeda dengan kompetitor, misalnya ada fasilitas tambahan seperti AC, majalah, TV, mini kafe, dan WiFi.

Tips selanjutnya yaitu menggunakan sistem digital yang menguntungkan bagi pelanggan. Contoh kecilnya, seperti layanan booking sehingga konsumen bisa dengan mudah melakukan perjanjian via WhatsApp sebelum datang ke barbershop.

"Dunia digital kini sangat membantu, termasuk untuk bisnis sekelas barbershop. Giovani sendiri sangat ditunjang dengan adanya digital marketing dan kini omset mampu naik hingga 70 persen," kata An Nahal lewat pernyataan resminya.

Tips lain adalah menghadirkan layanan full-service. Pasalnya, beberapa orang yang datang ke barbershop tidak hanya sekadar memangkas rambut, tapi juga ingin mencukur kumis dan jenggot, pijat, pewarnaan, atau layanan lainnya.

Ada banyak cara yang bisa meningkatkan kenyamanan dan ketertarikan pelanggan agar datang kembali. Selain menyediakan ruangan senyaman mungkin, bisa juga menyediakan voucher potongan harga dan fitur review pelayanan barbershop.

"Mengutamakan kepuasan dan kenyamanan pelanggan menjadi dua kunci utama bisnis barbershop. Hal ini bisa dilihat dari repeat order para pelanggan. Semakin sering datang, pertanda bisnis itu mulai berkembang," ujar An Nahal.

Dari segi pengelolaan bisnis, para pelaku usaha bisa menjajal sistem waralaba (franchise). Menjalankan sistem franchise menjadi langkah yang tepat jika bisnis sudah berjalan dengan brand yang kuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement