REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penderita familial hypercholesterolemia (FH) kerap disarankan untuk menjalani diet rendah lemak demi melindungi kesehatan jantungnya. Studi terbaru mengungkapkan saran ini mungkin tidak sepenuhnya tepat.
FH merupakan sebuah gangguan yang diturunkan dalam sebuah keluarga. Penderita FH akan memiliki kadar kolesterol low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat yang sangat tinggi. Penderita FH lebih berisiko terhadap penyakit jantung koroner (PJK) karena kondisi ini berkaitan dengan fenotip resistensi insulin dan kerentanan terhadap gangguan perdarahan.
Diet rendah lemak dianjurkan untuk pengidap FH karena kolesterol dari makanan berlemak dan lemak jenuh dapat meningkatkan serum kolesterol. Dari temuan ini, disimpulkan bahwa mengurangi makanan-makanan berlemak dapat menurunkan kadar kolesterol LDL.
Namun, studi terbaru mengungkapkan bahwa diet rendah karbohidrat lebih efektif dalam menjaga kesehatan jantung dibandingkan diet rendah lemak untuk penderita FH. Alasannya, fenotip resistensi insulin atau sindrom metabolik yang berkaitan denan FH bermanifestasi sebagai intoleransi karbohidrat.
"Yang bisa dikelola dengan sangat efektif melalui diet rendah karbohidrat," jelas tim peneliti dalam jurnal tersebut, seperti dilansir Health24.
Selama ini, kadar kolesterol LDL kerap dianggap sebagai marker alias penanda yang efektif untuk menilai kesehatan jantung. Akan tetapi, tim peneliti menilai penggunaan marker lain dibutuhkan, seperti lipoprotein a.
Tim peneliti mengatakan lipoprotein a memiliki hubungan yang lebih langsung terhadap pola makan dibandingkan kolesterol LDL. Selain itu, kadar lipoprotein a juga dipengaruhi oleh diet rendah karbohidrat.
Lebih lanjut, tim peneliti juga mengatakan beberapa studi lain mengungkapkan bahwa orang-orang dengan kadar kolesterol LDL tinggi tidak otomatis memiliki tingkat kesehatan jantung yang rendah.
Studi berbeda juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara diet rendah karbohidrat dengan risiko PJK. Dalam studi tersebut, orang-orang yang menjalani diet rendah karbohidrat memiliki risiko PJK yang lebih rendah dibandingkan orang-orang yang menjalani diet rendah lemak. Padahal, orang-orang dari kelompok diet rendah karbohidrat mengonsumsi lemak jenuh tiga kali lipat lebih banyak.
Tim peneliti mengungkapkan bahwa studi mereka memberikan bukti yang kuat. Dari temuan baru ini, tim peneliti menilai perlu adanya perubahan rekomendasi pola makan yang resmi untuk penderita FH.