REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) mengakibatkan bisnis menjadi lesu. Tak hanya itu, banyak pula terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga pemotongan gaji yang membuat pekerja cukup kesulitan memutar kocek.
CEO Investor Muda, Jason Gozali, mengungkapkan, agar bisa tetap bertahan melewati masa sulit ini, para pekerja yang masih menerima gaji namun dikurangi besarannya, diminta bijak dalam hal pengeluaran keuangan. Ia meminta pekerja bijak dalam menghadapi pandemik ini.
"Jangan menyisakan uang, tetapi menyisihkan uang," ujarnya ketika mengisi konferensi virtual di akun youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertema 'Investasi Pribadi di Masa Pandemi', Ahad (28/6)
Ia menegaskan, menyisihkan uang berbeda artinya dengan menyisakan uang. Makna menyisihkan, artinya begitu gajian langsung mengalokasikannya ke pos yang berbeda-beda.
Misalnya, 50 persen untuk kebutuhan hidup, 10 persen untuk asuransi, dan 20 persen untuk investasi. Kendati demikian, ia menyebutkan proporsi menyisihkan uang kembali pada pihak masing-masing karena gaji yang diterima setiap pekerja berbeda.
"Minimal sisihkan 20 persen dari penghasilan untuk investasi, lebih besar lebih baik," ujarnya.
Kondisi ini berbeda dengan menyisakan uang. Misalnya ketika pekerja dalam kondisi terhimpit kemudia tidak menyisihkan uang dan menghabiskannya tanpa perhitungan. Tak heran bila pekerja akan masuk dalam kondisi keuangan 'bertahan hingga akhir bulan'.
"Harusnya penyisihan (gaji) di awal bulan, bukan
akhir bulan. Tetapi kebanyakan kita langsung dipakai, kemudian baru berpikir bisa bertahan dua pekan terakhir (sebelum gajian selanjutnya)," katanya.